Dahulu tanah masjid yang ada di bagian Barat nampak lebih tinggi dan masjid asli zaman Nabi SAW, oleh dinasti Utsmani tanah ini kemudian diratakan dan untuk tandanya diganti dengan tulisan diatas tiang-tiang masjid berbunyi, “Batas masjid Nabi SAW”
Agaknya tanda ini dulu juga nampak jelas seperti yang diceritakan oleh al-Sakhawi (wafat 902 H), bahwa dia mengetahui di atas tiang ke lima dari mimbar, modelnya bersambung pada atap dan berukir, ada tulisan menyatakan bahwa itu adalah batas akhir Masjid Nabawi (yang asli)
Dibagian kiblat, untuk menandai batas masjid yang merah yang terpahat. Adapun batas asli di bagian utaranya adalah akhir bangunan al-Majidi yang beratap. Sedangkan kamar ‘Aisyah dan yang sejajar dengannya adalah batas asli di bagian Timur.
Pemasangan Marmer, Pengecatan dan Penyepuhan dengan Emas
Seluruh lantai masjid dan tembok kiblat setengah kebawah dipasangi marmer, tiangnya dibuat mengkilat dan dicat menyerupai batu, bagian kepalanya disepuh dengan emas.
Kubah-kubah masjid diukir dengan gambar pepohonan, bunga warna-warni dan garis-garis.
Tiang-tiang raudhah dan sekitarnya di sisi kiblat dipasangi marmer putih dan merah, sehingga tanda halus batas raudhah di sisi utara dan Barat nampak jelas.
Penyepuhan dengan emas juga dilakukan kembali untuk menghias mihrab Nabi SAW, mimbar, mihrab Utsman dan Mihrab Sulaiman.
Tulisan dalam Masjid
Oleh seorang Khattath (penulis Kaligrafi), bernama Abdullah Zuhdi Affandi, ditulislah semua tulisan yang terpampang di kubah-kubah masjid, tembok, tiang dan mihrab-mihrabnya. Kaligrafi yang sangat jelas dan apik itu menghasilkan waktu 3 tahun untuk membuatnya.
Ditembok kiblat akan nampak di sana empat baris tulisan.
• Baris pertama: firman Allah ( Bismillahirrahmanirrahim, Yuridullahu bikumul yusra wala yuridu bikumul usra… sampai la’allahum yarsyudun)
• Baris kedua : (Wama taf’alu min khairin ya’lamhullahu wa tazawwadu fainna khoirozzadittaqwa ya ulil albab) dan ayat lain.
• Baris ke tiga : (Bismillahirrahmanirrahim, fi buyutin adzinallahu an turfa’a wa yudzkara fihasmuhu….) dan seluruh surat al-Fath.
• Baris keempat : adalah nama-nama Nabi SAW dan sifat-sifatnya yang mencapai 201.
Kubah-kubah yang diatap masjid, dari dalam dihiasi ukiran pepohonan yang menawan, disela-selanya adalah garis melingkar dengan warna putih, ditengahnya kaligrafi berwarna hitam dari ayat-ayat al-Qur’an.
Penulisan Hadits Rasulullah SAW
Saat para khalifah Utsmani menyempurnakan pembangunan masjid, mereka menaruh sebuah batu besar merah diukir dan diletakkan di atas atap yang berada di kiblat. Saat itu arsitek bangunan mengusulkan dituliskan tanggal menandai rampungnya proyek besar itu dalam bentuk syair.
Setelah tertulis berbagai syair dan diusulkan ke Sultan, Al-Allamah Muhammad Rafiq Affandi memilih dituliskan saja hadits Rasulullah SAW, yang berbunyi : “Shalat di masjidku ini lebih baik seribu kali dibandingkan shalat di masjid lain selain Masjidil Haram”, pendapatnya ini kemudian disetujui oleh semua pihak.
Sumber : Sejarah Masjid Nabawi, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
Sejarah yang bermamfaat...
BalasHapusSemoga sob ...
BalasHapusthx dah ngalongok