Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Pahala Ibadah Haji

Rabu, 03 Juni 2009


Diriwayatkan dari Abdullah bin Mubarak, bahwa sesungguhnya dia berkata, “ Setelah aku menyelesaikan ibadah haji selama satu tahun, aku tertidur ditanah haram. Aku melihat dua orang Malaikat turun dari langit, mereka berbicara antara yang satu dengan yang lainnya.
“ Berapakah orang yang melakukan ibadah haji tahun ini ?” Tanya malaikat yang satu.
“ Ada enam ratus ribu orang “ jawab yang satunya.
“ Berapakah orang yang diterima ibadah hajinya ?”
“ Tidak ada satu orangpun yang diterima.”



“ Akan tetapi seorang di Damaskus, berprofesi sebagai tukang sepatu, namanya Muwafiq, dia tidak berangkat menunaikan ibadah haji, akan tetapi justru karenanya hajinya diterima. Dan karena berkah hajinya itu, diterimalah haji semua orang yang menunaikan ibadah haji.”
Mendengar percakapan dua malaikat itu, Abdullah bin Mubarak terbangun. Dia pergi menuju ke Damaskus, sesampainya di pintu gerbang kota Damaskus, seseorang mendatanginya.
“ Siapakah engkau ? mengapa engkau menemuiku ?” Tanya Abdullah.
“ Nama ku Muwafiq.”
Abdullah terheran-heran. Bagaimana dia bias menemuiku ? Padahal aku memang sedang mencari seseorang yang bernama Muwafiq.?

“ Hai Muwafiq, kebaikan apakah yang telah engkau kerjakan, sehingga engkau mendapatkan suatu derajat yang tinggi ?”
“ Aku bermaksud pergi menunaikan ibadah haji. Akan tetapi, aku tidak mampu karena aku seorang yang miskin. Pada suatu waktu, aku memperoleh uang sebanyak 300 dirham dari hasil kerjaku menjahit sepatu. Dan akupun bermaksud akan pergi menunaikan ibadah haji pada tahun ini, sedangkan istriku sedang hamil. Suatu waktu istriku mencium bau masakan dari rumah tetangga , sehingga istriku ingin makan masakan dari rumah tetangga itu.. Akupun pergi menuju rumah tetangga itu. Tidak lama kemudian keluarlah seorang perempuan setengah baya. Aku lalu memberitahukan kedatanganku, bahwa istriku ingin merasakan masakan yang dimasaknya.”
“ Sesungguhnya aku terpaksa untuk menerangkan ini.” Jawab perempuan setengah baya itu, seakan berat menceritakan.


“ Anak-anak yatimku sudah tidak makan apa-apa selama tuga hari, aku lalu keluar rumah untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan. Aku melihat seekor khimar yang mati. Aku memotong daging khimar itu sekadarnya saja dan kemudian memasaknya. Daging ini halal bagi kami, karena rukhshah, kemurahan dari Allah untuk memakan bangkai dalam keadaan darurat karena benar-benar tidak memiliki apa-apa, akan tetapi haram bagi engkau.” Jawab perempuan itu.
“ Aku lalu pulang kerumah, dan mengambil uang sebanyak 300 dirham itu, dan memberikan semua uang itu kepada tetangga yang sebenarnya membutuhkan uang itu.
“ Nafkahkanlah anak-anak yatimmu itu dengan uang ini.” Kataku. Dan dalam hati aku berkata sesungguhnya rencana ibadah hajiku ada dipintu rumahku. Dan akupun meninggalkan keluarga yatim itu.”
Mendengar penuturan Muwafiq itu, Abdullah Mubarak tidak mampu menahan isak, karena terharu.

Hikmah

Islam adalah agama yang menghendaki kebaikan dalam dua aspek :

-
Aspek Hablum minallah ( hubungan vertical ) yaitu hubungan hamba dengan Tuhannya
- Aspek Hablum minannas ( hubungan horizontal ) yaitu hubungan hamba dengan hamba yang lainnya.

Dengan demikian, Islam menghendaki pemeluknya untuk berbuat .‘DUA KESALEHAN’

1.
Kesalehan Ritual, yaitu kesalehan seorang hamba dalam hubungan dengan Tuhan atau dalam beribadah.
2. Kesalehan Sosial, yaitukesalehan dalam hubungan dengan sesame manusia.

Islam sangat menganjurkan untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia, apalagi terhadap orang yang betul-betul sangat membutuhkan.bahkan dalam kisah tersebut diatas, bahwa seluruh orang yang melakukan ibadah haji, semuanya tidak diterima, digambarkan bahwa seluru orang yang melakukan ibadah haji, semuanya tidak diterima, tetapi lantaran amal kebaikanyang dilakukan oleh Muwafiq , seorang tujang kayu di Damaskus, yang membatalkan menunaikan ibadah haji, dan uang 300 dirham yang akan digunakan untuk ongkos melakukan ibadah haji, disedekahkan kepada tetagganya yang mengurus anak-anak yatim yang hidup dalam yang hidup dalam kesusahan, malah justru akhirnya ibadah haji yang dilakukan oleh seluruh orang yang menunaikannya diterima, berkat amal baikyang dilakukan oleh Muwafiq tersebut.

Mungkin sering kita mendengar ada orang kaya yang berulang kali atau mungkin setiap tahun menunaikan ibadah haji, pada dasarnya melakukan ibadah haji hanyalah satu kali dalam seumur hidup. Karena itu, bukankah akan akan lebih baik jika dana untuk melakukan ibadah haji tersebut untuk membantu fakir miskin dan orang-orang yang terhimpit dalam kesusahan ? Berapa banyak di negeri ini , orang-orang yang kesulitan mendapatkan sekadar makan untuk keluarganya ? Berapa banyak orang yang kesulitan membiayai pendidikan anak-anaknya ? Berapa banyak orang-orang yang kesulitan mencari tempat tinggal karena tanahnya tergusur proyek pembangunan ?

Oleh karena itu, marilah kita membuat ‘Kesalehan Sosial’ dengan banyak membantu orang yang berkesusahan agar Allah senantiasa memberkati kita.



sumber : Pintu Surga telah terbuka ( kisah-kisah religius dalam tradisi klasik Islam ) oleh Drs Samsul Muni Aminr, M.A

2 komentar:

  1. Kesalehan ritual dan kesalehan sosial, mesti berimbang, ya Kang?

    Aaahh... jadi ingat Emak....

    BalasHapus
  2. @Anonim
    Keseimbangan yang perlu dipertahankan
    aahhh
    Salam buat emak

    BalasHapus


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer