
Seorang peziarah ketika mendatangi (kamar) Nabi Saw hendaknya menghadap ke makam beliau dengan pandangan mata menaruh rasa hormat, mengosongkan hatinya dari pikiran keduniaan, dan menambatkan dalam hatinya, ketinggian kedudukan Rasulallah Saw, kemudian mengucap solawat dan salam kepadanya Saw, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Swt dalam kitabNya :”Sesungguhnya Allah dan MalaikatNya bersalawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman ! Bersalawatlah atasnya dan berilah salam dengan sesungguhnya.” (ket .gambar :Pintu makam Rasulallah Saw)
Al-Qadhi Abu Bakar bin Bakir berkata : “Ayat ini diturunkan kepada Nabi Saw, dalam firmanNya ini, Allah memerintahkan kepada para sahabat untuk memberikan salam kepada Nabi-Nya, perintah tersebut juga diperuntukkan bagi orang-orang yang hidup sepeninggal para sahabat Nabi Saw, ketika mereka berziarah ke makam Beliau Saw atau ketika berdzikir dan menyebutkan namanya.”
Ibn Taimiyyah komentarnya terhadap ayat ini, “Bila dalam salam itu seseorang mengucapkan, ‘Assalamu alaika, Ya Rasulallah, ya nabiyallah, Khairatallahi min Khalqi ‘ala Robbihi, ya Imamal Muttaqin, maka ketahuilah bahwa semua yang ia sebutkan itu memang telah menjadi sifatnya Saw, dan bila dalam mengucapkan solawat itu dia juga menambahkan kata salam, maka demikianlah perintah Allah …(untuk dilakukan)”
Ibn Taimiyyah berkata : “Para imam bersepakat, untuk memberikan salam ketika menziarahinya, juga kepada dua Sahabatnya, atas dasar riwayat Abu Hurairah ra.bahwa Rasulallah Saw bersabda, “Tidak seorangpun memberikan salam kepadaku, melainkan Allah akan kembalikan ruhku padaku, agar aku bisa membalas salamnya.”
Ibn Taimiyyah mengatakan bahwa hadits ini jayyid, sedangkan menurut Al-Albani haditsnya hasan..
Bila ada seseorang menitip salam buat Rasulallah Saw maka hendaknya disampaikan dengan mengucapkan, “Assalamu 'alaika ya Rasulallah min fulan bin fulan, atau fulan bin fulan ya salam alaika ya Nabiyallah.”

Dulu Khalifah Umar bin Abdul Aziz ra memberikan wasiat seperti itu dan mengirim pos dari Syam ke Madinaj, menuliskan wasiat untuk menyampaikan salamnya kepada Nabi Muhammad Saw. Sebagaimana diriwayatkan pula dari Yazid bin abi Sa’id Al-Harwi ra berkata :”Aku mendatangi Umar bin Abdul Aziz, tatkala aku pamit, ia berkata,”Aku ada keperluan denganmu, jika engkau dating ke Madinah engkau akan melihat makam Rasulallah Saw, maka bacakanlah salamku untuknya Saw.” Riwayat lain memberitakan, bahwa dia mengirim pos dari Syam untuk keperluan itu.? (ket gambar : Makam Rasulallah)
Selain mengucap salam kepada Rasulallah Saw, bergeserlah dari sebelah kanannya kira-kira satu depa (kia-kira satu langkah atau setengah meter) ke kiri, untuk memberikan salam kepada Abu Bakar ra, sebab posisi kepala Abu Bakar sejajar dengan pundak nabi Saw.
Ada sebuah riwayat dari Ibn Umar ra yang menyebutkan, bahwa dia memberikan salam kepada Abu Bakar selepas mengucapkan salam untuk Rasulallah Saw. Kemudian bergeraklah kira-kira satu depa lagi, untuk memberikan salam kepada Umar ra, sebab posisi kepala Umar ra dari Abu Bakar persis seperti posisi kepala Abu Bakar dari pundak Rasulallah Saw, dan Abdullah bin Umar memberikan salam kepada bapaknya selepas pemberian salam kepada Abu Bakar.
Ibnu Taimiyyah berkata,”Begitulah para sahabat, seperti Ibnu Umar, Anas dan sahabat lain, mereka memberilan salam kepada Nabi Saw dan kedua sahabatnya ra.
Sumber : Sejarah Masjid Nabawi, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
itu suatu tuntunan yang patut untuk ditiru
BalasHapus