
Masjid nabawi mengalami beberapa kali perluasan, para sejarawan berbeda pendapat tentang batasan-batasan perluasan tersebut, berikut ini akan kami paparkan pendapat-pendapat yang kuat dalam masalah ini.
Area Masjid, Pembangunan dan Perluasannya di Zaman Nabi Saw.
a. Peta Lokasi Masjid Sebelum Kedatangan Rasulallah Saw.
Mus’ah bin Umar dahulu pernah melakukan shalat dengan kaum Muhajirin dan Anshor di area masjid, sebelum kedatangan Rasulallah Saw ke Madinah, saat hijrah ke Madinah, As’ad bin Zura’rah juga melakukan shalat di tempat tersebut. Ketika Rasulallah Saw sempat di Madinah, beliau melakukan shalat di lokasi yang sama dan membangunnya menjadi Masjid Nabawi yang kita kenal sekarang.
Pada sebuah riwayat, Ibn Sa’ad meriwayatkan dari al-Zuhri, ia berkata, “Onta Rasulallah Saw berhenti di lokasi Masjid, hari itu sekelompok kaum muslimin sedang melakukan shalat pada sebuah tanah lapang, yaitu tempat Sahl dan Suhail, dimana dua anak yatim Anshor sering menambatkan onta mereka. Rasulallah Saw memanggil dua anak itu dan menawar tempat tersebut untuk dijadikan Masjid. Dua anak itu berkata “Bahkan kami akan berikan tempat ini untukmu wahai Rasulallah”, tapi beliau menolak (pemberian itu) walaupun tetap menginginkannya (yaitu) dengan cara menghargainya sebanyak 10 dinar, dan menyuruh Abu Bakar untuk membayarnya.
Tempat itu bertembok tetapi tidak beratap, kiblatnya menghadap bait al-Maqdis. As’ad bin Zura’rah yang telah membangunnya sebagai tempat shalat dan tempat berkumpul di hari Jum’at sebelum kedatangan Rasulallah Saw.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik ra, ia berkata,”Tatkala Rasulallah Saw datang ke Madinah, beliau berhenti di sebuah tempat yang tinggi di Madinah, sebuah kampong yang di kenal dengan Bani Amr bin ‘Auf, beliau menginap di tempat itu selama 14 hari, kemudian mengirim utusan kepada para pemuka Bani Najjar, Anas berkata, ‘maka mereka (pemuka Bani Najjar) datang dengan membawa pedang-pedang mereka’, Anas melanjutkan, ‘sepertinya aku melihat Rasulallah Saw diatas tunggangannya dan Abu Bakar ra membonceng di belakang, sedang para pemuka Bani Najjar berada di sekelilingnya hingga mereka sampai di halaman Abu Ayyub, anas berkata,’maka Rasulallah Saw melakukan sahalat pada waktunya di murabidh kambing.
Kemudian beliau memerintahkan untuk dibangun sebuah masjid, diutuslah utusan kepada para pemuka Bani Najjar, merekapun kemudian datang, dan beliau berkata, “ Wahai Bani Najjar, berapa harga tanah kalian ini?”, mereka menjawab, ‘tidak, demi Allah, kami tidak meminta harga kecuali dari Allah saja’, Anas berkata,’Di tempat itu seperti yang aku ceritakan pada kalian, ada kuburan orang musyrik, reruntuhan bangunan dan pohon korma, maka seperti yang diperintahkan Rasulallah Saw, maka kuburan orang musyrik itu di gali, reruntuhan bangunan yang ada di ratakan dan pepohonan kormanya di tata searah dengan kiblat Masjid, dan sisinya dipepet dengan bebatuan’.
Anas menambahkan, ‘Mereka memindahkan batu, bersama Rasulallah Saw, mereka (bekerja) sambil terus menyuarakan, Ya Allah, kebaikan hanya ada di hari kemudian, Tolonglah kaum Anshor dan Muhajirin”.
Sumber : Sejarah Masjid Nabawi, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
salam sobat
BalasHapustrimsinfonya mngenaiperluasan masjid NABAWI ini.
ada AWARD sederhana untuk sobat,,
mohon diterima ya,,,di blog NURANURANIKU
sahabat di ALJUBAIL.S.A,trims.
Makasih Banyak atas perhatiannya mba Nura
BalasHapus