Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Pembangunan Makam Sepanjang Sejarah (Sejarah Masjid Nabawi)

Minggu, 31 Maret 2013


Sebuah riwayat dari ibn Sa’ad dari Ubaidillah ibn Abi Yazid menceritakan bahwa pada masa Nabi SAW, rumah beliau SAW tidak ada yang bertembok. Orang yang pertama kali membangunnya adalah Umar ibn Khattab ra, temboknya masih pendek dan kemudian ditinggikan dan dibangun lagi oleh Abdullah ibn Zubair.
Pada masa al-Walid melalui tangan Umar ibn Abi al-Aziz saat pembangunan Masjid Nabawi, rumah Rasulullah SAW ditembok dengan batu-batuan hitam, seluas rumah aslinya. 


Sebagaimana riwayat Imam al-Bukhori dari Hisyam ibn Urwah dari bapaknya, ia berkata “Ketika temboknya roboh di zaman al-Walid ibn abd Malik, mereka membangunnya kembali, tiba-tiba nampak sebuah kaki yang mengagetkan mereka dan sempat disangka bahwa kaki yang terlihat adalah kaki Rasulullah SAW, tak seorang pun yang tahu hingga datang Urwah mengatakan, “Tidak demi Allah, itu bukan kaki Nabi SAW, itu adalah kaki Umar.”
Setelah sekian waktu berjalan nampak sebuah belahan di tembok kamar, dan hanya ditutup dengan batu kapur sampai diperbaiki kembali tahun 881 H, masa Qayit Bay.

Sekat Segilima

Tahun 91 H, Umar ibn Abd al-Aziz membangun tembok segilima yang dikenal dalam bahasa Arab dengan “Mukhammas” untuk membentengi makam Rasul, kira-kira tingginya 6,5 m. Sekat segilima ini tak beratap tapi juga tak berpintu agar orang sulit melihat ke dalam.

Batas segilima yang sekarang diberi kiswah (kain penutup) itu, sengaja dibentuk tidak seperti Ka’bah, sebagai langkah antisipasi untuk orang yang menghadap ke arahnya, supaya tidak seperti menghadap Ka’bah, selain itu agar tidak dijadikan sebagai tempat shalat.

Dua kali kebakaran yang sempat menimpa Masjid Nabawi tidak ikut menyentuh sekat segilima ini. Meskipun kebakaran yang terjadi, Alhamdulillah tidak sampai ke dalam kamar, tetapi tempat ini selalu menjadi perhatian para sultan untuk perbaikan.


Sumber : Buku Sejarah Masjid Nabawi, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer