Tinta sejarah menjadi saksi
kebencian musuh-musuh Islam terhadap Nabi SAW semenjak kelahirannya di Makkah.
Ini terbukti dari berbagai percobaan pembunuhan yang berulangkali menemui
kegagalan. Tentu saja ini dilakukan setelah mereka merasa tidak mampu
menghadapi beliau SAW dengan dalil dan argumentasi. Allah berfirman dalam surat
al-Maidah, ayat 67,

Kebencian mereka yang membara ini
nampaknya tak pupus ketika Nabi SAW sudah meninggalkan alam fana ini, kebencian
selanjutnya mereka wujudkan lewat upaya yang berulangkali untuk menyusuri jasad
beliau SAW. Memang niat-niat jahat mereka ini selalu saja menemui kegagalan,
sebab Allah sudah berjanji untuk menjaganya hidup dan mati.
Berikut ini akan kami paparkan
kisah-kisah sekitar percobaan pencurian jasad itu.
Upaya Pencurian Jasad Nabi SAW yang
Pertama
Timbul niat jahat untuk
memindahkan jasad beliau SAW dari Madinah ke Mesir, atas titah al-Hakim al-‘Ubaidi
yang dikenal dengan al-Hakim bi Amrillah, melalui kepanjangan tangannya Abu
al-Futuh.
Para sejarawan menukil kisah ini
dari buku Tarikh Bagdad karya Ibn al-Najjar dengan sanad sebagai berikut.
Muhammad Ibn Abdullah ibn al-Mubarak al-Mukri mengabarkan kepada kami dari Abu
al-Ma’ali Shalih ibn Safi a;-Jily, Abu al-Qasim Abdullah ibn Muhammad ibn
Muhammad al-Mua’llim, menceritakan kepada kami, Abu al-Qasim Abd al-Hakim, Ibn
Muhammad al-Maghribi menceritakan, bahwa sebagian orang-orang Zindiq
mengusulkan kepada al-Hakim al-Ubaidi, penguasa Mesir, untuk memindahkan jasad
Nabi SAW dan kedua sahabatnya ke Mesir. Mereka merayunya dan mengatakan, “Kapan
hal ini bisa terlaksana maka seluruh orang di dunia akan berkunjung ke Mesir,
al-Hakim kemudian berijtihad sejenak dan membuat sebuah tempat bersekat.
Dengan biaya yang tak kepalang
tanggung, al-Maghribi berkata, ‘Dan kemudian dia mengutus Abu al-Futuh untuk
menggali makam Rasul. Ketika Abu al-Futuh sampai di Madinah dia kemudian
tinggal di sana, sekelompok penduduk Madinah hadir, dan mereka sudah mengetahui
niat jahatnya, penduduk madinah mendatangkan seorang qari’ al-Qur’an untuk membaca
ayat al-Qur’an surat al-Taubah ayat 12-13.


13. Mengapa kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah
(janji)nya, padahal mereka telah keras untuk mengusir Rasul dan mereka yang
pertama kali memulai memerangi kamu, mengapa kamu takut kepada mereka, padalah
Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang-orang
beriman” (Qs. Al-Taubah/9:12-13)
Tiba-tiba orang-orang naik pitam
berontak dan ingin membunuh Abu al-Futuh bersama tentaranya, kalau saja bukan
mereka yang sedang berkuasa sudah tidak bisa dibayangkan lagi apa yang akan
terjadi. Ketika Abu al-Futuh menyaksikan hal itu, dia kemudian berkata, “Allah
sajalah yang pantas untuk ditakuti, demi Allah kalau al-Hakim tega ingin
membunuhku, aku tak mungkin melakukannya, hatinya terasa sesak, kebingungan
mencari jalan keluar dari niat buruknya itu. Tak lama kemudian setelah matahari
bergeser dari tengah, bumi Allah mengirimkan angin yang mengguncang bumi, onta
dan kuda lepas dari tambatannya seperti bola yang menggelinding di atas bumi,
banyak hewan yang mati dan b ahkan manusia. Ketika itu barulah terbuka hati Abu
al-Futuh, ketakutannya terhadap al-Hakim hilang, dia tak mungkin melakukan niat
buruknya itu.
Sumber : Buku Sejarah Masjid Nabawi, Dr. Muhammad Ilyas Abdul
Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
0 komentar:
Posting Komentar