Tiang ini menempel pada sebuah ventilasi Masjid dari Utara, terletak di
belakang tiang al-Mahras, tertulis “Ini adalah tiang al-Wufud” (Hadzihi
Ustuwunah al-Wufud). Arti al-Wufud adalah Utusan, dinamakan seperti ini sebab
pada tiang inilah Nabi SAW duduk menerima utusan-utusan Arab. Disamping itu
tiang ini juga dikenal dengan Majlis al-Qiladah, sebab sering digunakan sebagai tempat duduk-duduk oleh orang-orang
yang terhitung tersohor, baik dari Bani Hasyim atau Bani yang lain.
Al-Barzanji menerangkan bahwa, baik tiang Sarir, Mahras
ataupun Wufud yang menempel pada ventilasi itu, bentuknya hanyalah separoh
tiang, dibangun pada masa Qayit bin Bay, bersamaan dengan dibangunnya kubah
besar diatas kamar Nabi (dan Aisyah). Tiang-tiang yang hanya separoh dinamai
sesuai dengan tiang-tiang yang ada didalamnya, yang memang berhimpitan.
Tiang Murabba’ al-Kubur
Dinamakan Murabba’ al-Kubur karena terletak di pojok
segiempat Barat Laut, diatasnya adalah kubah kecil makam Rasulullah SAW (atau
kamar Rasul dan Aisyah), melingkupi kubur yang tinggi. Tempat ini disebut-sebut
sebagai tempat berdirinya Jibril.
Ibn Zabalah mengatakan bahwa posisi berdirinya Jibril as.
adalah sebelah kanan pintu Jibril yang terletak di dalam Masjid. Sementara
al-Samhudi menyebut barinya tidak tahu alas an penamaannya, tetapi menurutnya,
Ibn Zubair juga pernah menyinggung tempat yang ada di (makam) Rasul ini, dan
dia menambahkan informasi mengenai keberadaan sebuah kain yang menjulur ke bawah, yang katanya adalah tempat turunnya
Jibril.
Sumber : Sejarah Masjid Nabawi, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani,
Penerbit Al-Rasheed Printer
0 komentar:
Posting Komentar