Tiang
Sarir (Tempat Tidur)
Kini tiang ini menempel ventilasi, terletak di sebelah timur
tiang Taubat, tertulis “Ini tiang Sarir” (Hadzihi Ustuwanah al-Sarir).
Penamaannya berangkat dari diletakkannya tempat tidur Rasulullah SAW di tempat
ini saat beliau SAW beri’tikaf. Ibnu Umar meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa
beliau SAW, apabila beri’tikaf, tempat tidur atau kasurnya dibeberkan di
belakang tiang Taubat.
Tempat ini dekat dengan kamar Nabi (dan Aisyah), Aisyah r.a
berkata ”Adalah Rasulullah SAW mendekatkan kepalanya kepadaku, beliau SAW ada
di samping, aku membasuh kepala beliau SAW dan kedua kakinya. Saat (melakukannya) aku tetap berada di kamarku, aku sedang
haid, dan beliau SAW tetap berada di Masjid”.
Sebuah kabar menyebutkan bahwa Malik senang berada di tempat
ini, yang sekaligus juga sebagai tempat Umar ra.
Tiang
Mahras (Tempat Penjagaan)
Tiang ini menempel
ventilasi, di belakang tiang Sarir dari Utara, tertulis, “Ini adalah
Tiang Mahras” (Hadzihi Ustuwanah al-Mahras). Penamaannya disebabkan karena dulu
para sahabat berada di tempat ini ketika menjaga Rasulullah SAW. Dinamakan juga
pintu Ali, karena dulu beliau shalat di tempat ini, menjaga Rasulullah SAW.
Aisyah r.a. berkata, “Dahulu Rasulullah SAW dijaga, sampai
turun ayat (Waallahu ya’shimuka minannas) maka Rasulullah SAW mengeluarkan
kepalanya dari kubah dan berkata, “Wahai manusia, pergilah!, Allah telah
menjagaku”. Al-Hakim berkata, “Hadits
ini sahih, walaupun Imam Bukhori dan Muslim tidak meriwayatkannya.
Sumber : Sejarah Masjid
Nabawi, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
0 komentar:
Posting Komentar