Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Mimbar Sepanjang Sejarah (Sejarah Masjid Nabawi)

Selasa, 07 Agustus 2012


Mimbar Rasulullah SAW adalah tiga tingkat, terbuat dari kayu yang diambil dari sebuah hutan di bagian Utara kota Madinah. Pada tahun 8 H, Rasulullah SAW memakai mimbar ini, duduk pada bagian yang paling atas, kakinya di tingkat ke dua.

Saat Abu Bakar ra menjadi khalifah, beliau duduk di tingkat ke dua dan kakinya di bagian paling bawah. Kemudian Umar ibn Khattab ra duduk di tingkat yang paling bawah dan kakinya menyentuh lantai. Utsman ibn Affan ra, meniru cara duduk Umar selama 6 tahun, kemudian nai ke atas, duduk pada posisi duduk Nabi SAW.


Pada saat Mu’awiyyah ra pergi haji, beliau menambahkan beberapa tingkat pada mimbar Rasulullah SAW itu dan yang asli diletakkan di bagian paling atas. Semuanya menjadi 9 tingkat dengan tempat duduknya. Para khalifah berdiri di tingkat yang ke 7, yaitu  tingkat pertama mimbar Rasulullah SAW, kebiasaan ini terus berlanjut hingga terjadi kebakaran tahun 654 H/1256 M yang sempat menyentuh mimbar ini.

Sejak saat itu, orang tak bisa lagi duduk di tempat berkah tersebut. Sebagai gantinya dibuatlah mimbar oleh penguasa Yaman, al-Mudzoffar tahun 656 H/1258 M, dan pada tahun 666 H/1268 M diganti lagi dengan mimbar baru yang dikirim al-Dzahir Bibris. Dan kemudian terjadi beberapa kali pergantian, yaitu pada tahun 797 H oleh Barquq, tahun 820 oleh al-Muayyad. Terbakar lagi pada tahun 886 H/1481 M.
Penduduk Madinah kemudian membuat mimbar baru dari batu bata yang di cat kapur dan inipun kembali diganti oleh Qayit Bay dengan mimbar dari Marmer tahun 888 H/1483 M.

Oleh Sultan Murad III, mimbar marmer ini dibawa ke Kuba’ dan dikirim kubah baru tahun 998 H. Mimbar ini sangat bagus dan rapi, terbuat dari marmer juga, tetapi luarnya dipoles emas dan berbentuk ukiran. Bagian atasnya berbentuk kubah dengan empat tiang penyangga. Diatas pintunya ada tulisan ayat al-Qur’an yang selalu nampak seperti baru saja selesai disepuh emas.

Pemerintah Saudi mengecatnya dengan air emas asli. Mimbar ini diletakkan persis pada posisi mimbar Rasulullah SAW, sebelah Barat Mihrab Nabi SAW Berjumlah 12 tingkat (tangga), tiga diluar pintu mimbar dan 9 tingkat berada di dalamnya.


Sumber : Sejarah Mekah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer

2 komentar:

  1. Maha Suci Allah yang memberikan Rasul Muhammad Sal Allahu alaihi wa sallam kepada hambaNya...
    selalu terharu bila mengingat beliau.. #rindu Rasul...

    BalasHapus
  2. Kerinduan yang indah dari para pecinta Allah dan Rasulnya

    Ahhh
    jadi ikut terharu

    BalasHapus


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer