Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Mimbar dan Keutamaannya (Sejarah Masjid Nabawi)

Senin, 23 Juli 2012


Dahulu, Nabi SAW berkhutbah sambil berdiri, bersandar pada batang korma yang berada di Masjid, ketika beliau mulai merasa berat berdiri, baru dibuatkan mimbar, dan diletakkan di sisi Barat (kanan)  dari tempat shalatnya.

Meskipun banyak kejadian yang berhubungan dengan mimbar ini seperti kebakaran Masjid, tetapi posisinya masih tetap di tempat aslinya.


Imam Bukhori meriwayatkan, dari Jabir ra., adalah Nabi SAW pada hari jum’at berdiri (khutbah) pada sebuah pohon atau sebatang pohon korma, kemudian ada seseorang entah wanita atau lelaki dari Anshar mengatakan “Wahai Rasulullah, bolehkah kami buatkan untukmu mimbar?”, beliau menjawab, “Kalau kalian mau” maka kemudian dibuatlah mimbar untuknya, ketika Jum’at tiba beliau naik mimbar, tiba-tiba pohon korma itu menjerit seperti jeritan anak kecil, maka Rasulullah SAW turun dan memeluknya.

Keutamaan Mimbar

Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW. bersabda, “Antara rumah dan mimbarku adalah raudhah (taman) dari taman-taman surga,  dan mimbarku berada di telagaku”
Ibn al-Najjar menjelaskan, “Maksud hadits itu, bahwa bentuk fisik mimbar itu akan dikembalikan seperti aslinya dan diletakkan di telaganya sebagaimana kembalinya manusia, dan ini adalah pendapat mayoritas ulama.”

Ibn Hajjar mengatakan “Pendapat itulah yang lebih jelas.”
Sementara itu Khattabi berpendapat bahwa beramal sholeh di tempat itu, akan diganjar dengan minum dari telaga (Rasulullah SAW).”
Ada riwayat yang justru menguatkan pendapat pertama, haditsnya diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Sahl ibn Sa’ad, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Mimbarku adalah pintu (tir’ah) dari pintu-pintu surga.”

Sahl ibn Sa’ad menjelaskan bahwa kata tir’ah, artinya pintu, tetapi ada juga yang berpandangan bahwa kata itu artinya adalah sebuah taman yang berada di tempat yang tinggi, atau artinya adalah sebuah tingkat.

Sumber : Sejarah Masjid Nabawi, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer

0 komentar:

Posting Komentar


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer