Sejak perluasan pemerintah Saudi yang pertama ditetapkan
sebuah kebijaksanaan untuk melestarikan hasil pembangunan al-Majidiyyah.
Kebijaksanaan ini diteruskan pada pembangunan pemerintah Saudi yang kedua. Oleh
karenanya beberapa bangunan al-Majidiyyah hanya diperbaharui tanpa banyak
merubah bentuk aslinya.
Pembaharuan ini meliputi, mihrab, raudhah, tiang-tiang, AC,
perubahan cat, pembaharuan ukiran, juga garis-garis di kubah dan tembok.
Sebagian
ayat-ayat Qur’an juga digarap lagi dengan air emas melalui sentuhan Muhammad
Shiddiq Mi’raj al-Din dkk. Selain itu pembaharuan ini juga mencakup menara,
pintu Baqi’, Kubah Hijau dan secara umum bisa dilaksanakan sebagai upaya
penyesuaian dengan pembangunan pemerintah Saudi yang pertama dan kedua.
Awal 1407 dipasang lampu-lampu tiang dan lampu gantung yang
baru, diantaranya ada yang dicat dengan emas. Kacanya berukir warna biru dengan
tulisan La-ilaha-illa-Allah Muhammad Rasulullah, berjumlah 317 buah. Ada yang
bentuknya memanjang dan ada juga yang dilapis emas dengan tiang penyangga dari
besi bertuliskan Alllahu Akbar, sebanyak 361 buah. Lampu gantung berjumlah 109
buah antara besar dan kecil dengan sinar neon putih. Jika semua dinyalakan akan
nampak seakan masjid berwarna Kristal bercampur emas.
Ada juga bangunan yang berfungsi sebagai museum barang antik
di makam (kanar-kamar) Nabi. Dahulu ada kebiasaan para Sultan dan gubernur
untuk menghadiahkan barang-barang yang cantik dan mahal dan diletakkan di makam. Untuk
menampung ini pada tahun 1401 H. dibuatkan tempat khusus, diatas Perpustakaan Majid Nabawi. Pintunya diatas menara Saudi yang
lama, yaitu sebelah kanan orang-orang yang masuk lewat pintu Umar.ra
Sumber : Sejarah Masjid Nabawi, Dr. Muhammad Ilyas
Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
0 komentar:
Posting Komentar