Sepulang dari shalat
berjamaah di masjid, Ramadhan tidak seperti biasanya langsung makan,
tapi mengajak istri dan kedua putra putrinya untuk berkumpul di ‘Mihrab Tahajjud’
(sebuah ruang 2,5 X 2,5 m berada di sudut ruang keluarga, tempat shalat
keluarga , disebut mihrab tahajud karena Ramadhan melakukan tahajud dan
shalat sunat lainnya di ruangan itu)
“Ayo bu, Zati, Abdi, berkumpul dulu disini..”Ajak Ramadhan “ O..Ya… mana mba Min…” lanjutnya
“Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh….., besok kita akan memulai menjalanan ibadah puasa,
seperti biasa, agar kita mendapatkan nilai ibadah yang lebih baik, mari
kita saling membersihkan diri dari semua yang mengganjal di hati kita
masing-masing dan saling memaafkan.
Semuanya terdiam mendengarkannya
“Sekarang Ayah mau minta maaf sama ibu, Maafkan ayah yaa bu…lahir dan bathin,
selama ini ayah suka bikin ibu kesel, ngedumel, bahkan marah, tidak ada
maksud ayah sengaja untuk berbuat seperti itu, itulah ayah yang tak
terlepas dari kekurangan dan kebodohan…. Sekali lagi maafin ayah yaa bu,
bersihkan semuanya… “Ramadhan menyodorkan kedua tangannya ke istrinya,
Hasanahpun menyambutnya dengan segera dan seraya menciumnya.
“Ibu yang seharusnya mohon maaf terlebih dahulu
sama ayah, ibu yang sering membuat ayah kesel, kadang tidak dapat
menerima apa yang ayah dapat, banyak merepotkan ayah dengan segala
permintaan, ibu sering cemberut krtika ayah pulang kerja, maafin ibu
yah….” Hasanah tak kuasa berderai air mata
“Insya Allah… Ayah bersihin semuanya dari hati, tanpa sisa, he he he….”Ramadhan mencoba mengangkat suasana hangat.
“Ibu nanis…ya ? Koq nanis cih…? Tanya abdi yg baru
berusia 2,5 tahun memandang ibunya dan langsung memeluknya. Hasanah
memeluknya erat penuh kasih sayang
“Yah… Zati juga minta maaf, suka marah sama ayah
kalau Zati minta uang ngga di kasih, Zati juga suka nyuruh-nyuruh
ayah…..dan”Zati mengambil tangan ayahnya dan menciumnya sambil sedikit
tersedu.
“Iyah semuanya Ayah maafin… ayo sama ibu juga, dan diapun melakukan hal yg sama kepada ibunya.
“Aku duda mita maaf ibu…..” abdi ikut-ikutan
“Iyah ibu maafin nak …” sambil menciumnya berulang-ulang
“Nah sekarang sama mba,….. Mba Min, saya atas nama
keluarga mohon maaf bila ada sikap dan ucap kami yang membuat hati mba
Min sakit, sengaja maupun tidak disengaja, tidak ada niatan kami untuk
membuat mba Min sakit, maafin ya mba…”
“Sama-sama pak, mba yang mohon maaf dari kebodohan dan segala kesalahan mba”
“Pokoknya hari ini rumah kita semuanya sudah bersih, hati kita sudah bersih…… semuanya dimaafkan “
“Nah semoga keikhlasan kita untuk saling memaafkan , akan menambah nilai ibadah kita dihadapan Allah, dan kebersihan hati untuk menerima Rahmat-Nya….. amiiin “
“Amiin ……..”semuanya serempak mengucapkannya
“Nah sekarang mari kita makan, udah siap mba ?” Tanya Ramadhan
“Sudah pak…”
Merekapun makan malam bersama dengan hati yang
lebih lapang, lebih luas dan lebih bersih, ringan tanpa beban………….
sambil menunggu datangnya Shalat sunat Terawih.
.
.
.
“Rumah Sahaja”
EAR 100810 Ciputat-Tangerang
0 komentar:
Posting Komentar