Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Indahnya Saling Memaafkan

Senin, 04 Juni 2012

Sepulang dari shalat berjamaah di masjid, Ramadhan tidak seperti biasanya langsung makan, tapi mengajak istri dan kedua putra putrinya untuk berkumpul di ‘Mihrab Tahajjud’ (sebuah ruang 2,5 X 2,5 m berada di sudut ruang keluarga, tempat shalat keluarga , disebut mihrab tahajud karena Ramadhan melakukan tahajud dan shalat sunat lainnya di ruangan itu)

“Ayo bu, Zati, Abdi, berkumpul dulu disini..”Ajak Ramadhan “ O..Ya… mana mba Min…” lanjutnya

“Min… dipanggil Bapak …”Hasanah memanggil mba mintarsih , dan mba Min pun datang ngan segera.

“Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh….., besok kita akan memulai menjalanan ibadah puasa, seperti biasa, agar kita mendapatkan nilai ibadah yang lebih baik, mari kita saling membersihkan diri dari semua yang mengganjal di hati kita masing-masing dan saling memaafkan.
Semuanya terdiam mendengarkannya

“Sekarang Ayah mau minta maaf sama ibu, Maafkan ayah yaa bu…lahir dan bathin, selama ini ayah suka bikin ibu kesel, ngedumel, bahkan marah, tidak ada maksud ayah sengaja untuk berbuat seperti itu, itulah ayah yang tak terlepas dari kekurangan dan kebodohan…. Sekali lagi maafin ayah yaa bu, bersihkan semuanya… “Ramadhan menyodorkan kedua tangannya ke istrinya, Hasanahpun menyambutnya dengan segera dan seraya menciumnya.

“Ibu yang seharusnya mohon maaf terlebih dahulu sama ayah, ibu yang sering membuat ayah kesel, kadang tidak dapat menerima apa yang ayah dapat, banyak merepotkan ayah dengan segala permintaan, ibu sering cemberut krtika ayah pulang kerja, maafin ibu yah….” Hasanah tak kuasa berderai air mata

“Insya Allah… Ayah bersihin semuanya dari hati, tanpa sisa, he he he….”Ramadhan mencoba mengangkat suasana hangat.
“Ibu nanis…ya ? Koq nanis cih…? Tanya abdi yg baru berusia 2,5 tahun memandang ibunya dan langsung memeluknya. Hasanah memeluknya erat penuh kasih sayang
“Yah… Zati juga minta maaf, suka marah sama ayah kalau Zati minta uang ngga di kasih, Zati juga suka nyuruh-nyuruh ayah…..dan”Zati mengambil tangan ayahnya dan menciumnya sambil sedikit tersedu.
“Iyah semuanya Ayah maafin… ayo sama ibu juga, dan diapun melakukan hal yg sama kepada ibunya.
“Aku duda mita maaf ibu…..” abdi ikut-ikutan
“Iyah ibu maafin nak …” sambil menciumnya berulang-ulang

“Nah sekarang sama mba,….. Mba Min, saya atas nama keluarga mohon maaf bila ada sikap dan ucap kami yang membuat hati mba Min sakit, sengaja maupun tidak disengaja, tidak ada niatan kami untuk membuat mba Min sakit, maafin ya mba…”
“Sama-sama pak, mba yang mohon maaf dari kebodohan dan segala kesalahan mba”
“Pokoknya hari ini rumah kita semuanya sudah bersih, hati kita sudah bersih…… semuanya dimaafkan “
“Nah semoga keikhlasan kita untuk saling memaafkan , akan menambah nilai ibadah kita dihadapan Allah, dan kebersihan hati untuk menerima Rahmat-Nya….. amiiin “
“Amiin ……..”semuanya serempak mengucapkannya

“Nah sekarang mari kita makan, udah siap mba ?” Tanya Ramadhan
“Sudah pak…”

Merekapun makan malam bersama dengan hati yang lebih lapang, lebih luas dan lebih bersih, ringan tanpa beban…………. sambil menunggu datangnya Shalat sunat Terawih.
.
.
.
“Rumah Sahaja”
EAR 100810 Ciputat-Tangerang

0 komentar:

Posting Komentar


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer