Terletak di Jabal Tsur, yaitu kira-kira 4 km sebelah selatan Masjidil Haram. Tingginya dari permukaan air laut ialah 748m, sedangkan dari permukaan tanah sekitar 458 m. Sementara Gua Tsur tingginya sekitar 1,25 m dengan panjang maupun lebarnya berkisar 3,5 m X 3,5 m. Gua tersebut memiliki dua pintu, yaitu di sebelah Barat dan satu lagi di sebelah Timur.
Gua Tsur ini dalam al-Qur’an juga disinggung, yaitu dalam ayat (“Jikalau tidak menolongnya (Muhammad), yaitu sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah”) (Qs. Al-Taubah/9:40)
Sedangkan dari Abu Bakar diriwayatkan bahwasanya ia berkata;”Saya bersama Nabi Saw di dalam Gua, dan saya melihat jejak kaum musyrikin, ‘Wahai Rasulullah jika salah seorang dari mereka mengangkat kakinya, pasti mereka melihat kita. Lalu Rasulullah menjawab, ‘engkau kira kita hanya berdua saja, padahal kita bertiga bersama Allah’.
Sumber : Sejarah Mekah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
Pintu sebelah Barat itulah yang digunakan masuk oleh Nabi Saw, yang tingginya kira-kira 1 m. Sedangkan pintu sebelah Timur, walaupun lebih luas, sengaja dibuat untuk memudahkan orang keluar masuk Gua. Untuk mendaki sampai ke puncak Jabal Tsur ini diperlukan waktu sekitar 1,5 jam.
Ketika dalam perjalanan hijrah Nabi Saw dan Abu Bakar ra sampai di Gua Tsur, Abu Bakar masuk lebih dahulu ke dalam Gua guna memastikan apakah ada ular, kalajengking, dan lain sebagainya yang dapat membahayakan Nabi Saw dan dirinya, setelah itu barulah Nabi masuk. Sedangkan Abdullah ibn Abu Bakar menginap bersama keduanya, dan paginya kembali ke Mekah untuk mengetahui sekaligus memata-matai orang-orang Quraisy. Ketika malam tiba,
Abdullah memberitahukannya kepada Rasulullah dan Abu Bakar.
Gua Tsur ini dalam al-Qur’an juga disinggung, yaitu dalam ayat (“Jikalau tidak menolongnya (Muhammad), yaitu sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya: “Janganlah berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah”) (Qs. Al-Taubah/9:40)
Sedangkan dari Abu Bakar diriwayatkan bahwasanya ia berkata;”Saya bersama Nabi Saw di dalam Gua, dan saya melihat jejak kaum musyrikin, ‘Wahai Rasulullah jika salah seorang dari mereka mengangkat kakinya, pasti mereka melihat kita. Lalu Rasulullah menjawab, ‘engkau kira kita hanya berdua saja, padahal kita bertiga bersama Allah’.
Setelah 3 hari lamanya dalam Gua Tsur, mereka keluar setelah sebelumnya Abdullah ibn Ariqath dating membawa dua binatang kendaraan yang diminta oleh Abu Bakar. Lalu merekapun meneruskan perjalanan hijrah, dan Abu Bakar mengikuti penolongnya, Amir ibn Fahirah, yang menunjukinya jalan hingga ke Madinah al-Munawwarah.
Sumber : Sejarah Mekah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
0 komentar:
Posting Komentar