1. Air Zam-zam berasal dari mata air surga
2. Merupakan buah pemberian Allah berkat dikabulkannya do’a Ibrahim as.
3. Menjadi factor penentu hidup dan perkembangan Mekah
4. Merupakan bukti nyata dari Allah di Tanah suci.
5. Menjadi nikmat agung serta membawa manfaat besar pada Masjidil Haram
6. Sebaik-baik jenis air di muka bumi
7. Munculnya melalui perantaraan malaikat Jibril as.
8. Berada di tempat paling suci di muka bumi ini
9. Air yang digunakan untuk mencuci hati Rasulullah SAW lebih dari satu kali
10. Rasulullah memberkatnya dengan air ludah beliau yang suci.
11. Air yang dapat berfungsi sebagai makanan sekaligus obat untuk penyembuh segala macam sakit
12. Dapat menghilangkan pusing kepala.
13. Jika diminum dengan niat kebaikan, maka Allah akan mengabulkannya.
14. Keinginan untuk mengetahui seluk-beluknya merupakan tanda keimanan dan terbebas dari sikap nifaq (munafik)
15. Air minum untuk orang-orang yang baik
16. Menjadikan badan kuat.
17. Tidak akan habis walaupun airnya selalu diambil, dan
18. Telah ada sejak 5000 tahun yang lalu, sehingga menjadi sumur tertua dimuka bumi ini .
Adab Minum Air Zam-zam
Diantara adab minum air Zam-zam ialah :
1. Mengambilnya dengan tangan kanan
2. Menghadap Kiblat.
3. Sebelum minum membaca basmalah
4. Boleh minum sambil berdiri atau duduk.
5. Bernafas tiga kali, lalu berhenti sejenak jika ingin minum lagi
6. Membaca hamdalah setelah minum
7. Membaca do’a untuk kebaikan dunia dan akhirat, karena saat itu merupakan waktu-waktu yang diijabahi (Syifa al-Gharam, 1/257;al-Jami’ al-Lathif. H.170 )
Kantor Urusan Zam-zam
Pada tahun 1415 H dibentuklah kantor atau lembaga di Mekah yang bertugas mengurusi air Zam-zam.
Kantor atau lembaga ini dilengkapi dengan peralatan untuk menyalurkan air dari sumur ke tangki penampungan dari beton dengan volume 15.000 mkubik, dan bersambung dengan tangki lain di bagian atas Masjidil Haram, guna melayani para pejalan kaki dan musafir.
Selain itu, zam-zam juga diangkut ke tempat-tempat lain dengan truk-truk tangki, terutama ke Masjid Nabawi di Madinah. (Qisha al-Taushi’at al-Kubra, h. 142; Durar al-Jami’ al-tsamin. h.77.)
Sumber : Sejarah Mekah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
(dikutip langsung tanpa penambahan dan pengurangan)
wah thnks infonya mas bermanfaat banget bagi saya khususnya..
BalasHapusmenambah pengetahuan baru bagi saya...
ditunggu artikel artikel lainnya mas..
ditunggu juga kunjungannya di
http://pointblank-2011.blogspot.com
@CPB: Alhamdulillah kalau ada manfaat didalamnya, semoga cepat2 juga ke Tanah Suci
BalasHapusInsya Allah saya mampir mas
salam silaturahim
terimakasih telah mampir