Allah telah memerintahkan kepada Rasulullah Saw untuk mengenakan perhiasan ketika menuju masjid untuk shalat, terutama shalat jum’at dan ‘Ied. Yang dimaksud perhiasan disini adalah sesuatu yang dipakai seseorang untuk berhias, seperti pakaian dan sejenisnya, tetapi tidak boleh berlebihan.
Allah berfirman :
Artinya : “Hai anak-anak Adam ! Pakailah perhiasan kalian pada tiap-tiap pergi ke masjid, makanlah dan minumlah, tetapi janganlah kamu melewati batas, karena sesungguhnya Allah itu tidak suka kepada orang-orang yang melewati batas” QS.Al-Araf 7 : 3
Salman meriwayatkan dari Nabi Saw, Beliau bersabda,
“Tidaklah seseorang yang mandi di hari jum’at, bersuci semampunya, memakai minyaknya, atau menggunakan munyak wangi yang ada di rumahnya, lantas keluar (ke masjid) dan tidak memisahkan dua orang yang telah duduk (berdampingan), kemudian shalat, dan diam mendengarkan imam tatkala memulai khutbah, melainkan akan diampuni dosanya dari hari jum’at itu hingga jum’at yang akan dating” (Shahih Al-Bukhari, Kitab al-Jum’at.11/883)
Dalam sabdanya perkataan Nabi Saw yang berbunyi, “….dan kemudian bersuci semampunya…”, adalah isyarat untuk bersuci semaksimal mungkin, mencukur kumis, kuku, bulu kemaluan, pkaian, menyisir rambut, menyisir jenggot dan mengunakan siwak.
Adab Islam tersebut, tiada lain ialah upaya untuk menjaga perasaan orang lain, sebab itu, misalnya, orang yang baru saja memakan bawang putih, bawang merah dan yang sejenisnya ( kalo sekarang mungkin pete, jengkol dan temen-temennya) diminta tidak memasuki masjid dalam keadaan demikian (tanpa membersihkan bau yang tak sedap itu), karena yang demikian akan mengganggu orang lain dan malaikat yang berada dalam masjid.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Jabir ra, bahwa Nabi Saw bersabda :
“Barang siapa yang memakan bawang merah atau putih, hendaknya menjauhi masjid kita dan tinggallah di rumah."
Alasan larangan tersebut terletak pada akibat yang akan ditimbulkan, yaitu berupa gangguan terhadap malaikat dan manusia.
Berdasarkan illat ini, maka larangan yang dimaksud mencakup seluruh makanan yang menyimpan bau tak sedap ( Sunan Abi Dawud )
Sumber : Sejarah Mekah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
pertamaxxx lagi....
BalasHapusbener tuu kang... klu giliran ke mesjid malah pada asal, tp aps ngapel, pacaran.. wuihh abis2an dandanannya :( (kesentil nii*... hihihi)
hehehehe.. maaf baru reply... o iy kang.. pertanyaannya, pertamaxxx ituketika orang melakukan thread, publish postingan, kemudian ada yg komentarin kebetulan dia itu yg pertama komentar di tulisannya tersebut... biasanya mereka meneriakkan kata2 itu sebagai tanda dia uda buat kapling di potingan tersebut... org pertama yg komen, seru2an ajja... ini saiia tau dari kaskus kang... ternyata di blogspot atawa WP sama ajja... kira2 gtu lah kang...
ngetest iia akangnya ?!?!? wewww... nuhun saiia mo bobo dulu kang :)
ada satu hal yg sejak kemaren saiia mo tanya tp kelupaan terus kang... saiia ko' follow blog ini, berhasil sii berhasil photo jd ke'pejeng' di sini, tp ko' berita yg muncul di Reading List saiia bukan content dari blog ini sii kang?!?!?
BalasHapusmalah yg keluar tuu di Reading List >>> http://jairjaramillo.blogspot.com/2009/06/como-manejar-algunos-problemas-de.html
berulang kali saiia coba ulang... tetep ajja sama yg keluar.. apa emang link itu juga blog akangnya?!??! tp bhsa espagnola... carambaaaaaaaa!!! hahahahhahah...
mantep nii akangnya jagoan matador juga ternyata :thumbsup:
sepakat kang...
BalasHapusinsya Allah dilaksanakan
@Genial : makasih info pertamaxxx nya, he he he, maklum murid baru
BalasHapusU/ Jairjaramilo.blogspot.com, saya juga ga tahu tuh tiba2 ada aja di daftar blogger saya, tapi di daftar blog yg saya ikuti ga ada (emang ga follow) JADI binun nih, barangkali ada solusi atuh ? ditunggu
@ Pencerah : Alhamdulillah .... mencoba memulai dari hal-hal kecil Insya Allah bisa dirasakan manfaatnya