Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Pintu-pintu Kebaikan

Jumat, 23 Maret 2012


(Pesan dibalik Perjalanan)
“Cobalah bu …., biarkan orang lain ngrumpi , ya kita jangan ikutan ngrumpi” tukas Ramadhan kepada istrinya. Memang belakangan ini Ramadhan mulai menata kehidupan rumah tangganya selangkah demi selangkah dengan nilai-nilai keagamaan setelah hampir setahun berlalu seperti apa adanya.

Ramadhan mulai ke mesjid dalam menjalankan shalat lima waktunya, aktif juga mengikuti pengajian kuliah subuh setiap hari kalau memang tidak ada pekerjaan yang menuntut berangkat pagi, dan sekarang ingin mengajak Hasanah istrinya untuk aktif juga di pengajian rutin Ibu-ibu komplek dimana dia tinggal. Namun sudah beberapa kali masih saja menolak dengan berbagai alasan.
“Kalau sekedar cari ilmu, nih …di radio juga banyak, di TV ada, di gramedia banyak buku,, malah ikut pengajian jadi nambah dosa ngomongin orang …” ujar hasanah berargumen, dgn nada tidak seperti biasanya.

Dan Kalau sudah begitu Ramadhan pun menghentikan perdebatan, pikirnya suasana seperti ini kurang bagus untuk dilanjutkan, dan dengan sabar terus dan terus mendorong istrinya agar tidak dirumah saja, minimal meluangkan sedikit waktunya untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

“Eh … bu kemarin ayah lihat ibu-ibu pengajian mesjid mengadakan acara untuk anak-anak yatim, menurut ayah bagus lho bu….” Ramadhan mencoba memulai aksinya pada kesempatan yang dinilainya pass. Tak ada jawaban dari Hasanah., dia asik nonton TV.

“ Bersosialisasi itu banyak manfaatnya lho bu, kita kan hidup bertetangga, jadi ya harus dekatlah dengan tetangga, kata orang tua “ tetangga itu lebih dari saudara”, coba kalau ada apa-apa dengan kita… siapa yang pertama kali menolong kita..? ya tetangga”, istrinya masih diam saja.

“Bertetangga kan sama dengan menjalin tali silaturahim, yang disarankan Rasulallah, banyak manfaat didalamnya, memperpanjang umur, membukakan pintu rizki, dan yang lainnya, juga kita bisa saling berbagi dalam banyak hal, tentunya dengan batasan-batasan tersendiri” ……… Hasanah masih diam seakan menyimak, Ramadhan seakan tak mempermasalahkan itu dan terus saja bicara

“Ada satu hal penting bu, didalam bersosialisasi itu kita akan berhadapan dengan banyak karakter manusia, mungkin ada yang menjengkelkan, bikin sakit hati, dan yang lainnya yang bikin hati ga enak, nah disinilah kita dituntut untuk bersabar, ikhlash, dan ridlo dalam menyikapinya, kalau kita tidak bersosialisasi, dari mana kita akan dapat pahala (kebaikan/manfaat) sabar dan ikhlash, kepada siapa kita akan berbagi ilmu yang bermanfaat, dan sekalian kita juga mengamalkan ilmu yang didapat dari buku dan ceramah-ceramah agama selama ini….., disamping itu kita akan banyak tahu tentang informasi saudara-saudara kita yang lain yang mungkin sedang dalam kesempitan, kalau kita sedang dalam keadaan lapang kan kita bisa membantunya, itulah kesalehan social yang kita sering melupakannya …… gitu lho bu kata pak Ustadz kampung sebelah… he he he” Ramadhan mengusap punggung istrinya.

“OK deh Yah ….” Sambil berlalu memasuki kamarnya

***

Semenjak obrolan itu, Hasanah mulai mengikuti pengajian di mesjid yang tidak begitu jauh dari rumahnya, melihat adanya perubahan seperti itu Ramadhan bersyukur kepada Allah Swt. telah membukakan pintu kebaikan kepada istrinya. Dan yang mengagetkan lagi ternyata sebulan kemudian Hasanah mengikuti pengajian di empat mesjid yang ada di Komplek perumahan tersebut.

“Yaa ….Mujib … Engkau yang Maha mengabulkan do’a, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu………..”

 




Rumah Sahaja
EAR Ciputat Jan’10

2 komentar:

  1. Yaaa... tetangga adalah saudara terdekat kita. Setuju, Kang!(Sokanindya PW)

    BalasHapus
  2. Iyaa mba Soka PW
    Mari kita pelihara silaturahim kita dengan tetangga

    terimakasih sudah meluangkan waktu berkunjung ke Rumah Sahaja
    Salam bahagia selalu

    BalasHapus


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer