Kelima : Setelah pembebasan Mekah,
Rasulullah Saw mencium Hajar Aswad, lalu thawaf keliling Ka’bah. Selesai menunaikan thawaf, beliau langsung menuju Shafa dan naik keatasnya bukit tersebut hingga melihat Ka’bah, kemudian mengangkat kedua tangan beliau, memuji Nama Allah dan berdo’a tentang apa saja.
Keenam: Pemberian maaf dan pernyataan keamanan.
Nabi Saw sedang berdiri diatas bukit Shafa, dan datanglah kaum Anshar dengan mengelilingi bukit tersebut. Rasulullah Saw lalu bersabda: “Barang siapa masuk ke rumah Abu Sufyan, maka amanlah dia. Barang siapa meletakkan senjatanya, amanlah dia. Dan barangsiapa menutup pintu rumahnya, maka amanlah dia”. Kemudian orang-orang Anshar bilang, lelaki ini telah bersikap lembut terhadap keluarganya dan mencintai kampung halamannya, maka apakah ia akan menetap didalamnya. Setelah itu Rasulullah Saw menimpalinya. “Apakah yang kalian katakana tadi ?” Rasulullah Saw pun diberitahu oleh orang-orang Anshar tersebut dan disambut oleh Rasulullah Saw dengan berkata “Aku berlindung kepada Allah, Kehidupan ini adalah kehidupan kalian, dan kematian itu ialah juga kematian kalian.”
Ketujuh : Masuk Islam.
Bukit Shafa menjadi saksi bahwa orang-orang yang dahulunya ikut mengusir, menyakiti dan memerangi Nabi Saw ketika di Mekah, mereka berkumpul di sekitar Shafa untuk berbai’at masuk Islam, mengakui Tauhid dan risalah yang dibawakan oleh Rasulullah Saw.
Ketika Hindun istri Abu Sufyan dang bersama rombongan kaum perempuan dari Quraisy untuk berbai’at masuk Islam, Nabi Saw waktu itu sedang berada di atas bukit Shafa, dan Umar ra –lah yang mengajari mereka tentang Islam. Ketika diajarkan bahwa hendaknya mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, Hindun menimpali, “Aku sudah tahu kalau Allah memiliki sekutu selain-Nya, maka tidak akan membutuhkan kita”.
Kemudian, ketika diajarkan bahwa hendaknya mereka tidak mencuri, Hindun berkata lagi,”Mungkinkah seorang yang bebas akan mencuri ?” Lalu ketika diajarkan bahwa hendaknya meraka jangan berbuat zina, lagi-lagi ia menimpalinya, “Apakah ada orang yang bebas akan berbuat zina, wahai Rasulullah ?”
Sementara ketika diajarkan bahwa hendaknya mereka tidak mengingkari kebaikan, barulah Hindun mengatakan, “Demi bapak dan ibumu, sungguh sangat mulia dan baiknya apa yang engkau serukan itu .”
Kedelapan : Allah Subhanahu wata’ala berfirman
“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami” (Qs. Al-Naml/27:82)
Dan Nabi Saw bersabda,
“Bersegeralah dalam bekerja sebelum terbitnya matahari hingga terbenamnya, dan sebelum datangnya Dajjal dan binatang-binatang melata.”
Ada perbedaan pendapat mengenai darimanakah keluarnya ? ada yang mengatakan keluar dari bukit Shafa di Mekah, ada pula yang mengatakan dari Bukit Abu Qubais. Dan ada juga yang berpendapat lain.
Namun demikian, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa ketiga pendapat di atas sebetulnya dapat dipandang saling melengkapi. Bahwa Bukit Shafa berasal dari bukit Abi Qubais dan berada di Masjid paling mulia, yaitu Masjidil Haram.
Sumber : Sejarah Mekah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
0 komentar:
Posting Komentar