Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Pengaruh Shalat Pada Ketenangan Jiwa

Kamis, 13 Agustus 2009


Ketengan jiwa adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam perjalanan kehidupan kita, pengaruhnya menelusup kedalam sisi-sisi keseharian bersikap dan bersosialisasi bahkan terhadap sudut pandang dan kesehatan, bahkan akan menentukan kekhusyuan kita dalam beribadah.

Disini saya akan menyebutkan beberapa pengetahuan modern yang berkenaan dengan “Pengaruh ketenangan jiwa pada kesehatan jiwa dan fisik manusia dan pengaruh Shalat pada ketenangan jiwa".



Dr.Y.Leibman mengatakan dalam bukunya berjudul ‘ketenangan jiwa’ :
“Ketenangan jiwa merupakan pemberian (anugerah) yang diberikan oleh Allah kepada hamba-hambaNya yang terpilih. Ketenangan jiwa memberikan banyak hal berupa kecerdasan, kesehatan, harta dan ketenaran. Ketenangan jiwa diberikan oleh Allah sebagai penghargaan”.

Lebih lanjut beliau mengatakan, “Setelah dilakukan uji coba selama seperempat abad, ditemukan bahwa ketenangan jiwa merupakan tujuan utama dalam mengarungi hidup. Ketenangan dapat tumbuh dan berkembang tanpa bantuan harta bahkan tanpa bantuan kesehatan. Potensi ketenangan jiwa mampu mengubah pondokan menjadi istana”.

Sarjana Barat lainnya, Raymond Breil mengatakan, “Tidak dalam kemampuan seorang peramal (dukun) untuk menghitung umur seseorang. Tapi orang berilmu mampu membuat perhitungan dan grafik yang menjelaskan umur seseorang dalam hidupnya. Dari perhitungan dan grafik tersebut menjelaskan bahwa orang yang tidak dikuasai oleh amarah, kesusahan, dan kesedihan ia memiliki ketenangan jiwa. Ketenangan jiwa itulah yang merupakan factor terpenting terbentuknya kesempurnaan kesehatan”.

Sementara itu, Dr. Harry Emerson mengatakan bahwa, “Pilar terpenting yang menjadi inti kehidupan yang sehat yang terbebas dari penyakit fisik dan jiwa adalah Ketenangan jiwa”.

Dr. Herbert Stock, direktur Laboratorium Uji Kendali Mobil Amerika Serikat, menyimpulkan bahwa : Mayoritas kecelakaan mobil yang menimpa sekitar dua juta orang , baik yang luka maupun yang tewas, dan menghancurkan lebih dari satu juta mobil di Amerika dalam satu tahun, diakibatkan oleh ketegangan (kekacauan) yang menimpa jiwa para pengemudi, atau karena pengaruh ketakutan, kesusahan, dan amarah para pengemudi. Hal yang paling diperlukan untuk menghindari kecelakaan tersebut adalah Ketenagan Jiwa.

Sejak empat belas abad silam orang-orang muslim terdahulu sudah mengetahui pentingnya ketenangan jiwa. Shalat merupakan sarana bagi mereka untuk mendapatkan ketenangan jiwa. Diriwayatkan bahwa Abdullah Ibnu Abbas telah diberitahu kabar meninggalnya anak perempuannya. Kemudian beliau membaca Istirja’ (Innalillahi wainna ilaihi raaji’uun). Kemudian beliau mengatakan “Auratnya telah ditutupi oleh Allah, makanannya telah dicukupkan oleh Allah, pahala telah dilimpahkan oleh Allah.”
Kemudian beliau bersungguh-sungguh dalam shalat sehingga tenang batinnya dan ringan tekanan duka citanya.

Kaum muslim jaman dahulu telah memahami firman Allah Swt., (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ingatlah hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram.” Qs.Al-Ra’du : 28
Mereka berlindung kepada Allah untuk menenteramkan hati mereka, dengan mengingat Allah merekapun mendapat ketenteraman dengan rahmat Allah. Oleh karena itu, kita tidak pernah mendengar para sahabat Rasul dan Tabi’in, bahwa mereka menderita penyakit seperti orang-orang modern yang menderita berbagai penyakit mematikan, baik penyakit jiwa maupun penyakit fisik.

Kehidupan mereka yang dipenuhi dengan nikmat, sehat, tenteram, dan mudah yaitu dengan berserah kepada Allah, adalah bukti bahwa keimanan mereka bukan hanya kata-kata, tetapi iman yang menancap di hati dan dilaksanakan oleh anggota badan.

Diriwayatkan bahwa Umar bin Al-Khattab, jika membaca surat Al-Fatihah untuk sesuatu atau karena sesuatu, beliau membaca dengan yakin. Seorang murid yang ragu-ragu dalam ilmu kejiwaan bertanya kepada gurunya, Syeikh ‘Alaisy, tentang hal tersebut dengan mengatakan, “Apakah Umar mempunyai Al-Fatihah selain Al-Qur’an ? Lalu bagaimana kalau kita sekarang membaca surat Al-Fatihah tapi tidak tahu manfaatnya ?”

Syeikh ‘Alaisy terdiam sejenak, menyelami apa yang terlintas dibenak muridnya, kemudian berkata, “Wahai muridku, sesungguhnya surat Al-Fatihah telah ada sebagaimana yang diturunkan Allah. Tetapi Umar tidak ada. “Dengan perkataan tersebut Syeikh ‘Alaisy mempunyai maksud bahwa ‘yang penting adalah orang yang berdo’a, bukan pada do’anya’. Demikian pula dalam hal shalat, yang penting adalah orang yang shalat bukan pada shalatnya.

Diceritakan bahwa salah seorang ulama menderita penyakit pada salah satu kakinya. Para dokter telah menyarankan bahwa satu-satunya cara adalah diamputasi. Mereka juga menyarankan agar minim Khamer (minuman keras) agar hilang kesadarannya saat diamputasi, sehingga tidak merasakan pedihnya diamputasi.
Ulama tersebut menolak dan mengusulkan ketika dia tengah melaksanakan shalat dalam posisi duduk para dokter segera menarik kakinya dan memotongnya. Setelah para dokter memotongnya mereka meletakkan luka pada minyak mendidih agar darah berhenti mengalir, lalu beliau pingsan. Setelah sang Ulama tersadar, para dokter bertanya, “Apakah engkau merasakan sakit ketika kakimu diamputasi ?” “Ya, tetapi hanya seperti digigit semut”.

Demikian besar pengaruh shalat, hingga mampu meleburkan kepedihan dan kesusahan bilamana seseorang yang shalat benar-benar mengikhlaskan niatnya karena Allah. Hasilnya diserahkan kepada Allah sesuai dengan derajat keikhlasan dan kesiapan jiwanya.

Sahabat semua …. Mari kita raih ketengan hati dan jiwa, dengan mengikhlaskan niat dan tujuan ibadah kita karena Allah, mari kita memulai dari hal-hal kecil dalam aktifitas keseharian kita untuk selalu menautkannya kepada Allah agar kita selalu ingat dan merasa dekat denganNya.
Kita mulai saat kita menghadapi Keyboard di computer kita, setiap kita menekan enter atau meng-Klik mouse, mari kita sertakan kalimat-kalimat Toyyibah , tasbih dan sejenisnya ( Subhanallah, Alhamdulillah, La ilaha illallah, Allahu akbar, Astagfirullah dsb), semoga semuanya akan membawa kita semakin dekat kepada Allah, dan mampu memfilter hal-hal yang tidak terpuji. Insya Allah

Yaa Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang lurus jiwa, orang-orang yang memperoleh ketenteraman, orang-orang yang mendapat petunjuk, mendapatkan ketenangan hati dan jiwa, dan anugerahkan kepada kami jiwa yang bersungguh-sungguh dlam shalat seperti yang Engkau harapkan. Sesungguhnya Maha Suci Engkau, dan sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Amiiiin………

Ciputat Tangerang Banten EAR
Suber : Al-Qur’an Al-Karin, Rahasia Sehat dan Bugar dibalik shalat, Hilmi Al-Kbuli, Penerbit HIMAM Prisma Media

12 komentar:

  1. Kelemahan shoutmix teu bisa ngajawab (replay). Paling ngajawabna dina kolom message, sob. Mun make shoutmix, mendingan sakalian make rolling widget. Cocok jeung template ieu mah, hejo latarna

    BalasHapus
  2. wow, artikel yg menarik....
    moga diri ini termasuk yg diam dalm sholat dan mendapat ketenangan hati dan jiwa...
    amin..

    trims. sdh berkunjung ke rumahku :)

    BalasHapus
  3. @kang enes : udah tapi blm muncul
    @Mba Tisti : Amiiin, sama2 semoga silaturahim yang berkelanjutan

    BalasHapus
  4. Aamiin Kaaaaagsss!!! semoga kita KEMBALI dgn jiwa yg TENANGGGg

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah.....senang baca artikel p. Ence....semoga Allah SWT selalu memberikan kekhusyukan n ketenangan pada jiwa kita...amiin Ya Allah ya Rabbal 'Alamiin....

    BalasHapus
  6. @Kang JT : Insya Allah
    @Bu Hartatik : Terimakasih bu udah ditengokin, Amiiin .......

    BalasHapus
  7. subhanallah sobat..sukron katsiron atas artikel yang sangat bermanfaat ini..ketenangan jiwa itulah yang aku cari

    BalasHapus
  8. @Mas Sigit (bercinta dgn kata) : semoga ketenangan itu akan menelusup kedalam jiwa anda, amiiin.....
    salam silaturahim

    BalasHapus
  9. "Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhamu dengan hati yang puas lagi diridhaiNya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu. Masuklah ke dalam surgaKu" (QS Al-Fajr :27-30)

    moga kita trmasuk naf mutmainnah

    BalasHapus
  10. @zazha : Amiiin .... Insya Allah

    BalasHapus
  11. salam sobat.
    memang ya,,,jiwa yang tenang saat melakukan shalat ,,kita rasakan,,apalagi di waktu dini hari yang sunyi.

    BalasHapus
  12. salam sobat
    diwaktu bulan puasa nanti,,saat tepat untuk ketenangan jiwa dengan melakukan banyak sholat sunnah seperti taraweh.

    BalasHapus


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer