Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Benarkah Berpuasa Lebih Sehat ??

Jumat, 21 Agustus 2009


Pada kebanyakan kita, telah melekat anggapan bahwa berpuasa itu ‘membebani’. Baik secara fisik maupun secara psikis/kejiwaan. Kondisi yang kita anggap cocok dan bermanfaat buat kehidupan kita sehari-hari adalah kondisi tidak berpuasa. Sedangkan berpuasa adalah kondisi ‘di luar kebiasaan ‘ yang bersifat tambahan.

Sebenarnya, ini terjadi bukan hanya pada ibadah puasa, melainkan juga pada ibadah shalat, haji, zakat, dan lain sebagainya



Secara umum, kita selalu merasa terbebani oleh ibadah-ibadah dalam agama. Padahal, ibadah-ibadah itu bukan sesuatu yang bersifat tambahan diluar kebiasaan, justru, itu adalah sesuatu yang mestinya kita jalankan secara rutin dan berkala, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari system kehidupan beragama kita. Karena, sesungguhnya ia berfungsi menyeimbangkan aktifitas kurang baik dalam keseharian, yang tidak kita sadari.

Salah faham ini sebenarnya terjadi semata-mata ‘karena kita tidak tahu’ bahwa semua ibadah itu sangat bermanfaat buat menyeimbangkan kembali kondisi kita. Persis seperti statement Allah didalam ayatNya

Dalam kalimat yang berbeda, ibadah-ibadah itu bisa diumpamakan sebagai ‘saat-saat perawatan’ terhadap mobil milik kita.
Kalau kita punya mobil, selain mengoperasikannya harus baik, mobil harus memiliki jadwal perawatan. Jangan sampai mobil Cuma dipakai saja, tapi tidak pernah dirawat. Apalagi jika beban operasionalnya tinggi, mobil akan cepat rusak.

Secara berkala mobil mesti di cek minyak remnya, radiator, minyak power steering, ganti oli, timing belt dan lain sebagainya. Jika tidak, bisa dipastikan mobil kita bakal rusak sebelum waktunya. Jadi, kegiatan perawatan itu bagian dari suatu ‘keharusan’ dalam mengoperasikan mobil, bukan sesuatu yang membani. Bukan sesuatu yang luar biasa. Ia sebagai ‘kewajiban’, tapi bukan sebuah ‘keterpaksaan.

Puasa kita adalah sebuah ‘kewajiban’, yang bukan keterpaksaan. Fungsinya persis seperti perawatan mobil diatas. Jika kita tidak pernah melakukan puasa sepanjang hidup, maka bisa dipastikan kita bakal mengalami problem dalam kesehatan yang bersifat fisik maupun psikis.

Ada sebuah penelitian yang sangat menarik yang dilakukan oleh Dr. Paavo Airola, pakar Nutrisi Biokimiawi dari Finlandia. Dari penelitiannya ia menyimpulkan, jika seseorang bekerja terus menerus tanpa istirahat yang cukup, selama beberapa pecan, maka badannya bakal mengalami tekanan (stress) yang berlebihan. Jika dia tidak segera meyeimbangkan tekanan itu, bisa dipastikan daya tahan tubuhnya bakal menurun dan ketika daya tahan tubuh menurun, bisa dipastikan ia bakal gampang terserang penyakit.

Yang menarik, stress yang dia maksudkan bukan hanya bersifat fisik melainkan juga kejiwaan. Dalam kesimpulannya ia juga mengatakan, jika hari ini kita mengalami stress karena pekerjaan kantor yang menumpuk,, besok stress lagi karena masalah rumah tangga, lusanya, stress lagi karena bertengkar sama teman, hari berikutnya kita stress karena situasi ekonomi, social, politik yang tidak menentu. Dan begitu seterusnya selama beberapa pecan, maka bisa dipastikan daya tahan tubuh kita juga bakal menurun. Dan ketika daya tahan tubuh menurun giliran berikutnya kita bakal mudah terserang penyakit.

Padahal sebagaimana kita ketahui, kehidupan modern telah membawa kita kepada situasi yang memiliki potensial stress dan tekanan berlebihan dalam bekerja. Irama kerja semakin tinggi, volume pekerjaan yang menumpuk, bermunculannya variasi masalah yang demikian meluas, semua itu memberikan tekanan yang besar pada fidik dan jiwa kita. Karena itu, orang modern memiliki potensial risiko yang sangat besar untuk memperoleh tekanan terhadap fisik dan jiwanya.

Dan merupakan bagian dari stress itu, ternyata adalah pola makan orang modern.
Kita memiliki pola makan yang cenderung memberikan stress kepada badan.
Badan memiliki 3 tahapan dalam memproses makanan yang masuk ke dalam tubuh :
1. Mencerna pada siang hari
2. Menyerap dan metabolisma pada malam hari
3. Membuang sampah hasil metabolisma pada pagi hari.

Tetapi kenyataan yang kita alami tidak demikian : Siang hari kita makan banyak, maka badan kita berfungsi mencerna. Malam hari, mestinya menyerap dan metabolisma, ternyata kita makan malam, bahkan terlalu larut. Badan kita ditugasi mencerna. Dan esoknya, ketika badan seharusnya bekerja membuang sampah metabolisma, kita makan pagi terlalu banyak, sehingga badan kita lagi-lagi ditugasi untuk mencerna.

Jika hal ini terjadi demikian terus menerus berulang-ulang, maka badan kita sesungguhnya bakal mengalami stress, badan mengalami tekanan berlebihan, karena tidak memiliki jedah untuk menjalankan fungsi alamiahnya. Bahkan juga tidak sempat beristirahat. Yang terjadi bukannya tambah sehat, melainkan malah sakit karena badan mengalami penurunan daya tahan tubuh.

Jadi jangan dikira, makan teratur pagi, siang, malam, itu pasti menjadikan kita bertambah sehat. . Boleh jadi malah sebaliknya. Jika jumlah , jenis dan komposisinya tidak benar, proses pencernaan bisa menjdadi tidak baik, penyerapan dan metabolisme berjalan tidak sempurna, dan pembuangan sampah-sampah hasil pencernaannya tidak berjalan normal. Maka yang terjadi adalah penumpukan zat-zat beracun didalam tubuh kita.

Orang yang mengalami kondisi demikian terus menerus dalam kesehariannya, sampah beracun di dalam tubuhnya bisa menumpuk 2 sampai 5 kilogram setahun. Jadi jangan bergembira dulu, jika berat badan anda bertambah 5 kg setahun. Jangan0jangan itu adalah racun semua …..!
Sampah metabolisme itu menyebar di seluruh jaringan tubuh kita dalam bentuk lemak, kolesterol, asam urat, dan berbagai macam zat yang tidak berguna bagi tubuh, bahkan cenderung membebani fungsi organ-organ vital.

Hal ini semakin buruk pada orang-orang yang memiliki pola makan dan pola hidup yang jelek sepanjang tahun, merokok, minum-minuman keras, gila kerja, kurang istirahat, dan seringkali stress akibat tekanan lingkungan yang berlebihan secara terus menerus. Badannya selalu dalam ketidakseimbangan yang memunculkan akumulasi zat-zat beracun bagi tubuhnya. Dampak jelek itu baru terasa setelah 10-20 tahun kemudian berupa gangguan liver, paru, jantung, ginjal, persendian, dimensia, dan lain sebagainya.

Nah…., hal-hal yang kita bahas diatas menunjukkan kepada kita bahwa kondisi tidak berpuasa yang kita jalani setiap hari itu bukan berarti membawa kita pada kualitas kesehatan yang prima. Justru, ketidaktahuan kita telah menyebabkan kita memiliki persepsi yang keliru dengan menganggap ‘tidak berpuasa’ adalah lebih baik dibanding berpuasa.
Padahal, kondisi tidak berpuasa itu ternyata telah ‘membantu’ terjadinya penumpukan racun-racun tubuh yang membahayakan kesehatan kita dalam jangka panjang.
Bersambung …………( ke bag.2)

Sumber : Scientific Fasting, Agus Mustofa, Penerbit : PADMApress

3 komentar:

  1. SALAM SOBAT
    info siip nich
    memang puasa bikin kita sehat,,,
    apalagi yang pengin nyembuhin sakit mag,,cocok banget dengan puasa ,,,
    trims infonya sobat.

    marhaba ya ramadhan

    BalasHapus
  2. @nura : Selamat menjalankan ibadah puasa
    Semoga kita mendapatkan semua yang dijanjikan Allah
    amiin

    BalasHapus
  3. Artikel yang mencerahkan. Puasa itu sehat; sistem pencernaan bisa istirahat...

    BalasHapus


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer