Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Puasa sebagai Usaha Mengendalikan Diri

Sabtu, 18 Juli 2009

Oleh . M. Quraish Shihab

Puasa dalam arti menahan diri untuk tidak makan dan minum dikenal oleh manusia abad ke 20 dalam berbagai bentuk dan motivasi. Anda yang melaksanakannya demi kesehatan atau kelangsingan badan, ada yang untuk tujuan proses terhadap suatu kebijakan, ada yang memanfaatkan sebagai sarana untuk membersihkan jiwa, membebaskan diri dari dosa dan mendekatkan diri kepada Tuhan, dan ada juga yang melakukannya sebagai tanda berkabung atau menampakkan solidaritas terhadap yang berkabung.



Adapun motivasi serta bentuk dari puasa, ia tidak dapat dipisahkan dari usaha pengendalian diri. Pengandalian diri akan mengantarkan manusia pada kebebasan dan belenggu “kebiasaan” yang mungkin dapat menghambat kemajuannya.

Pengendalian serta pengarahan sangat dibutuhkan oleh manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Karena secara umum, jiwa manusia berpotensi untuk sangat cepat terpengaruh, khususnya, bila ia tidak memiliki kesadaran mengendalikannya serta tekad yang kuat untuk menghadapi bisikan-bisikan negative. Kelompok masyarakatpun membutuhkan hal-hal di atas demi mengatasi problem-problem demi meraih kejayaan.

Tekad untuk menghadapi problem serta meraih kejayaan harus dibarengi dengan kesadaran dan ketenangan jiwa. Hal ini yang menjadi penafsiran, mengapa cara pengendalian diri dan pengarahan keinginan melalui puasa harus dilakukan dalam suatu bentuk, sehingga tidak diketahui hakikatnya kecuali oleh Allah dan pelakunya sendiri. Dari sinilah kesadaran tersebut diperoleh, sedangkan niat melakukannya, demi karena Allah, menimbulkan kesenangan dan ketentraman jiwa.

Setiap tekad apabila tidak disertai dengan kesadaran hanya akan membuahkan sikap keras kepala, sedangkan tidak terpenuhinya unsure kesenangan membawa pada kecemasan dan kegelisahan pelakunya. Demikian peranan puasa dalam membina mutu dan kualitas manusia dan masyarakat untuk menghadapi kebutuhan masa kini dan masa depan, baik membentengi diri dan masyarakat dari kesulitan-kesulitan yang mungkin dihadapi maupun untuk mencapai sukses dan keberhasilan.

Dengan demikian, puasa dibutuhkan oleh semua manusia, kaya atau miskin, pandai atau bodoh, dalam kedudukannya sebagai pribadi atau anggota masyarakat, demi memelihara diri serta mengembangkan masyarakat. Tidak heran jika puasa, sebagaimana diinformasikan oleh Al-Quran, telah diwajibkan baik oleh Tuhan maupun atas kesadaran manusia sendiri, sejak dahulu kala.

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kamu agar kamu dapat bertaqwa” QS Al-Baqarah 2 : 183

Sumber : Lentera Hati , M. Quraish Shihab, Penerbit MIZAN

2 komentar:


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer