Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Puasa Sebagai Proses Beragama

Selasa, 21 Juli 2009


Proses keagamaan kita memiliki 3 tingkatan KUALITAS

1. BERIMAN ( Memperoleh Keyakinan )
2. BERTAQWA ( Memperbanyak amalan )
3. BERISLAM ( Berserah diri kepada Allah )


sesuai dengan firman Allah dalam QS. Ali Imran (3) : 102




Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

1. Tingkat Beriman adalah tingkatan terendah dalam proses keagamaan, tingkatan ini menggambarkan sebuah proses :

• PENCARIAN melalui :
- Membaca Kitab
- Pergi ke Majlis Ta’lim
- Pendidikan formal atau Pesantren dll

• PEMAHAMAN melalui :
- Bertanya kepada ahlinya
- mengadakan diskusi

• KEYAKINAN

Pada tingkatan ini seorang muslim akan banyak berkutat dengan “ Pergulatan Pemikiran “ yang intens, seseorang yang tidak pernah mengalami pergulatan pemikiran atau jatuh bangun didalamnya, hampir bisa dipastikan kualitas imannya tidak cukup tangguh.

2. Tingkat yang ke dua adalah BERTAQWA.

Inilah tingkatan APLIKASI alias AMALAN, keyakinan yang telah diperoleh lewat proses pencarian dan pemahaman harus di TERAPKAN (amalkan) dalam kehidupan sehari-hari secara ISTIQOMAH atau konsisten, itulah yang dimaksud Allah dengan kalimat ITTAQULLAAHA HAQQATUQAATIHI, bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa.
Dalam beristiqomah ini kita harus memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri yang sangat prima

3. Tingkatan ke tiga adalah ASLAM alias Berserah diri ,
Inilah buah dari perjuangan yang sangat panjang, PENCARIAN – PEMAHAMAN – KEYAKINAN – PENGAMALAN dengan ISTIQOMAH – Konsisten, hingga menghasilkan JIWA yang berserah diri, ikhlash dalam beribadah.
Berkaitan dengan hal tersebut, PUASA adalah tatacara ibadah yang bertujuan untuk menjadikan pelakunya sebagai orang yang BERTAKWA ( tingkatan ke 2 dalam proses beragama ),

hal ini disebutkan Allah dalam QS. Al Baqarah (2) : 183


Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

ayat diatas dengan gamblang menggambarkan kepada kita bahwa puasa adalah suatu proses untuk meningkatkan KUALITAS IMAN menjadi TAKWA. oleh sebab itu yang dipanggil untuk memenuhi kewajiban puasa adalah orang-orang yang beriman.

Coba kita perhatikan ayat diatas :

1. Kewajiban berpuasa ini ternyata hanya diperuntukkan orang-orang yg BERIMAN.
KENAPA ?


Karena orang yang beriman adalah orang-orang yang telah memperoleh KEYAKINAN atas dasar ‘PENCARIAN’ dan ‘ KEPAHAMAN ‘ ( orang-orang yang tidak termasuk dalam kategori beriman, sangat boleh jadi akan mengalami kegagalan dalam menjalani puasa.
Dengan kata lain kita harus berpuasa dengan KEPAHAMAN bukan sekedar ikut-ikutan alias asal menjalankan saja, jika itu yang dilakukan bisa jadi prediksi Nabi Muhammad SAW bahwa puasa kita hanya memperoleh lapar dan dahaga saja bakal terjadi pada kita.
Bahkan Rosulullah SAW memberikan penjelasan yang lebih rinci :



“ MAN SHAAMA RAMADAANA IMAANAN WAHTISAABAN GHUFIRALLAHU MAA TAQADDAMA MINDAMBIHI “ ( Barang siapa berpuasa dengan IMAN dan PENUH PERHITUNGAN, Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan akan datang ).

Rosulullah SAW memberikan penekanan kepada yang berpuasa dengan kata IMAANAN WAHTISAABAN- iman dan penuh perhitungan, jadi bukan hanya beriman , tetapi ditekankan lagi supaya penuh perhitungan dan evaluasi diri.

2. Terkandung kata ( Kutiba ‘Alaikum ) "DIWAJIBKAN"
KENAPA ? mesti diwajibkan ? bukan disunnahkan atau di mubahkan ?


Disini terkandung bahwa puasa itu demikian pentingnya buat manusia, bukan buat Allah, jadi makna ibadah wajib itu haruslah kita fahami secara benar, bahwa semua itu untuk kiepentingan mendasar manusia, yang jika kita tidak melaksanakannya kita akan mengalami PROBLEM dalam kehidupan kita, baik Fisik, Psikis, Sosial maupun Spiritual.
dengan demikian perintah puasa ini adalah salah satu bentuk KASIH SAYANG Allah kepada kita, karena Dia tidak ingin hidup kita menderita dan menemui berbagai kesulitan.

3. Kamaa kutiba ‘alalladziina min qablikum ( Sebagaimana DIWAJIBKAN kepada orang-orang SEBELUM KAMU )
KENAPA ? diwajibkan juga kepada orang-orang terdahulu ?


Hal ini semakin menjelaskan bahwa puasa memang penting untuk manusia secara UNIVERSAL, bukan hanya umat Muhammad SAW saja.
Dan jangan heran kita menemui berbagai umat manusia dibelahan bumi dari berbagai bangsa dan agama juga mengenal menjalankan ibadah puasa, walau dengan tatacara berbeda.

4. La’allakum tattaqun : MUDAH-MUDAHAN kamu menjadi orang yang BERTAkWA.

Inilah tujuan dari beribadah puasa, untuk menjadi orang yang BERTAKWA : Orang-orang yang selalu berbuat kebajikan dan mampu mengendalikan diri untuk terlepas dari perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah.

yang menarik kata betakwa didahului dengan kaliman MUDAH-MUDAHAN .
ARTINYA ?
Tidak semua yang berpuasa bakal menjadi orang-orang yang bertakwa.
JADI ?
Hanya orang-orang yang mengikuti cara Rasulullah SAW saja yang bakal mencapai keberhasilan tujuan puasa yaitu yang IMAANAN WAHTISAABAN, dengan kefahaman dan evaluasi terus menerus.

KESIMPULAN :
- Ibadah PUASA yang kita jalankan adalah sebagai proses beragama untuk meningkatkan kualitas IMAN menjadi TAKWA. dan selanjutnya menjadi orang yang berserah diri. dan sebagai ibadah Universal

- Keimanan hanya akan diperoleh dengan PENCARIAN, PEMAHAMAN dan menghasilkan KEYAKINAN.

- KETAKWAAN adalah proses pengamalan dari hasil keyakinan yang didapat dari pencarian dan kefahaman.

- PUASA adalah bentuk KASIH SAYANG Allah kepada kita agar kita tidak menderita dan menemui berbagai kesulitan.

- Jika kita tidak melaksanakannya, kita bakal mengalami problema dalam kehidupan kita

- Hanya dengan mengikuti cara Rasulullah SAW saja PUASA kita bakal mencapai tujuan, yaitu yang IMAANAN WAHTISAABAN dengan kefahaman dan evaluasi diri

MARILAH KITA BERPUASA DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH, MENCARI DAN MENDALAMI ILMUNYA, HINGGA MEMPEROLEH KEPAHAMAN YANG BENAR SESUAI AL-QUR’AN DAN AS-SUNAH “


EAR
Ciputat Tangerang

2 komentar:

  1. Good post sobat...
    Gak krasa sbentar lagi puasa. Jadi inget masalalu unk... Skarang mah jalan-jalan nyubuh dah raib ntah kemana. Main galasin hilang ditelan angin. Wah, ternyata kita teh makin kolot geuning. Rarasaan teh masih keneh 17 th, hehe...

    Salam buat Risa n c kecil

    BalasHapus
  2. Yah memang tak terasa, kata orang waktu itu adalah "TAHU-TAHU" , pas kita ketemu tau-tau udah pada ubanan, tau-tau anaknya berderet, tau-tau... tau-tau..., saat kita 'ngeh'(baca:sadar) tau-tau, disanalah Allah sedang mengingatkan kita, seberapa jauh dan apa yang telah kita perbuat, terkadang merasa belum berbuat banyak u/ diri dan orang lain, yah ... urang silih ingetkeun wae ..., salam u/ si kecil

    BalasHapus


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer