Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Hadiah dari Almarhumah

Kamis, 22 September 2011

(Pesan dibalik Perjalanan)

Suasana hening, tatkala pak Ustadz memulai tausyiahnya, kulihat semua keluarga menundukkan kepalanya seraya menyimak apa yang disampaikan beliau. Suasana sedih menyelimuti ruangan keluarga yang lumayan besar, semuanya larut dalam renungan hidup. Yah …. Ibu kami semua (mertua) telah meninggalkan dunia yang fana ini tadi pagi, karena sakit yang dideritanya.

Dengan penuh arif pak Ustadz menyampaikan hal-hal yang berhubungan dengan kematian, tidak jauh berbeda dengan apa yang biasa saya dengar dari Ustadz yang lainnya bahwa kematian adalah janji Allah, yang ‘pasti’ setiap kita pasti akan melaluinya, dan beliaupun menyertakan beberapa ayat sebagai dasar apa yang diucapkannya
Kurang lebih 20 menit beliau menenangkan hati kami dan beliau menanyakan kepada kami sekeluarga barangkali ada hal-hal yang akan ditanyakan.

“Pak Ustadz, kami sebagai anak-anaknya masih ingin berbakti kepada ibu tercinta, amalan-amalan apakah yang harus kami lakukan?” Tanya kakak ipar saya

“Pertanyaan yang bagus dan seharusnya” jawabnya

“Jadilah anak yang saleh, lalu mendo’akannya, karena do’a anak yang salehlah yang akan sampai kepada almarhumah, begitulah menurut beberapa hadits yang sahih” jelasnya

“Teruskan jalinan tali silaturahim yang beliau biasa lakukan, teruskan amalan-amalan beliau yang rutin dilakukan, dan melaksanakan amanatnya jika ada” sejenak berhenti

“Mungkin saya akan mengemukakan contoh salah satunya yang rutin beliau lakukan”

Kami semua saling lirik, seperti ada yang tidak dipahami, bagaimana pak Ustadz ini tahu apa yang biasa dilakukan ‘mama’ (panggilan kami kepada ibu) yang kami ketahui bahwa pak Ustadz ini adalah salah satu pengurus pondok pesantren dan anak yatim di daerah kami., dan memang keluarga kami kalau memberikan zakat selalu lewat beliau.

“Saya harus mengemukakannya sebagai hadiah dari ibu tercinta untuk putra-putri dan keluarga semua” memecah keheningan

“Hadiah…?”batinku

“Beliau dengan rutin dan istiqomah selalu menginfakkan sebagian dari rizkinya kepada pondok pesantren dan yayasan yatim piatu yang kami kelola sejak 15 tahun silam hingga menjelang kepergiannya tadi pagi, tidak pernah terlewatkan”

Yang hadir pada mengangkat kepalanya saling menengok kanan dan kiri seolah tidak percaya, dan sayapun merasakan gemuruh getaran kalimat ‘Subhanallah…’dari hati mereka.

“Besarnya pak Ustadz?” kakak iparku yang lain memecah keheningan

“Rp.25.000,-“ jelasnya “Amalan-amalan seperti inilah yang disukai Allah, tidak besar nilai nominalnya namun istiqomah dilakukan” jelasnya

“Subhanallah …yaa Karim…”gumamku

“Teruskanlah kebiasaan-kebiasaan mulia ini, Insya Allah akan jadi catatan beliau bila kita niatkan ibadah karena Allah”

………..

Setelah acara usai, semua keluarga riuh membahas apa yang dikemukakan pak Ustadz tadi, setelah saling tanya, ternyata tidak ada satu anaknyapun yang mengetahui kebiasaan itu sampai bapak sendiripun (mertua) ternyata tidak mengetahuinya..

…………

Ada getaran-getaran Rabbani menumbuk ke jantung kalbu, Subhanallah …inilah amal yang disukai Allah, istiqomah dan dengan sembunyi-sembunyi, hingga orang terdekatpun tidak mengetahuinya.

Kupapah istriku ketempat yang agak sepi “Bu … mari kita teruskan amalan ‘mama’ ini, Demi Allah ini suatu kebaikan” bisikku dengan nada rendah bercampur haru

“Insya Allah …. Kita harus meneladaninya” jawab istriku sedikit terbata

“Alhamdulillah yaa Allah ….. berikan kami kekuatan untuk mengamalkannya”


"Rumah Sahaja"
EAR Ciputat Des'09

0 komentar:

Posting Komentar


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer