Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Terapi Diare dengan Vaksin Rotavirus

Sabtu, 14 Agustus 2010

Oleh : Fatmah Afrianty Gobel

Ditengah kontroversi, penghargaan Ahmad Bakrie Award 2010 tetap dihelat pada Kamis, (05/08). Ada enam kategori dan enam tokoh yang diberi penghargaan, satu diantaranya adalah S Yati Soenarto dibidang kedokteran. S Yati Soenarto terpilih atas penemuan rotavirus sebagai penyebab terbesar diare serta mengubah paradigma lama terapi diare yang terlalu banyak mengandalkan antibiotik dan antiparasit (Kompas, 6/8/2010).


Sebelumnya diberitakan bahwa dosen Fakultas Kedokteran (FK) UGM. Prof dr Sri Suparyati Soenarto SpA (K) PhD pernah menerima penghargaan internasional berupa Pediatric Award. Penghargaan tersebut diberikan (APPA) The Asian Pasific Pediatric Association pada 14-18 Oktober 2009 lalu di Sanghai, China. Prof Yati merupakan salah satu dari 12 penerima penghargaan APPA dari 2.500 dokter ahli anak se-Asia Pasifik yang masuk seleksi untuk kategori tersebut. Ia merupakan satu-satunya wakil dari Indonesia yang menerima penghargaan yang diberikan setiap tiga tahun sekali tersebut (Republika, 09/12/2009).

Infeksi berat rotavirus (gastroentritis karena rotavirus) merupakan penyebab utama diare berat dengan dehidrasi pada bayi dan anak-anak. Vaksin rotavirus dapat digunakan untuk mencegah infeksi rotavirus penyebab diare pada anak. Namun di Indonesia vaksin rotavirus tersebut belum masuk dalam rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2008. Rotavirus sendiri adalah salah satu virus yang menjadi penyebab diare. Diare adalah penyakit yang menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak sehingga tidak bisa dianggap sepele. Sekitar 50 persen hingga60 persen dari angka kejadian diare akut pada anak disebabkan rotavirus di Indonesia.

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) rotavirus telah menyebabkan kematian setiap tahun sekitar 527.000 bayi/balita di seluruh dunia. Dengan kata lain, kasus diare yang disebabkan rotavirus menyebabkan lebih dari setengah juta kasus kematian di seluruh dunia tiap tahunnya. Rotavirus merupakan penyebab tertinggi penyakit diare yang kerap menyerang bayi usia 6 bulan ke atas dan anak-anak di bawah usia 3 tahun. Kasus kematian biasanya terjadi di negara-negara sedang berkembang yang pelayanan kesehatannya tidak optimal dan kondisi nutrisi yang kualitasnya rendah. Bahkan di Amerika Serikat, 3 juta kasus dan 55 ribu kasus yang harus dirawat di rumah sakit pada anak-anak di bawah 5 tahun tiap tahunnya akibat infeksi rotavirus.

Ketika anak-anak terserang rotavirus, gejala klinis adalah mata terlihat cekung, sering rewel, makanan yang sudah ditelan kadang dimuntahkan kembali dan diare berulang-ulang. Biasanya, setelah terinfeksi rotavirus gejalanya baru timbul dalam waktu 1-3 hari. Tapi pada bayi di bawah usia 3 bulan yang menderita infeksi rotavirus bahkan tidak memperlihatkan gejala.

Awalnya, gejala yang timbul adalah muntah mendadak. Kejadian muntahnya terjadi tiba-tiba dan sulit dihentikan meski diberi obat-obatan. Gejala berikutnya kadang terjadi demam meski bukan demam tinggi yang kadang disertai kejang pada perut. Kemudian pada akhirnya diare dalam jumlah banyak yang menyebabkan balita dengan cepat kekurangan cairan dalam tubuhnya dan bayi pun terlihat lemas.

Penyebab dan Intervensi

Penyebaran rotavirus lebih banyak disebabkan menelan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus. Munculnya rotavirus biasanya akibat lingkungan tempat tinggal sang bayi yang tidak terjaga kebersihannya. Contohnya, dot bayi dan botol susu tidak dicuci bersih sehingga sisa susu masih tertinggal baik di dot maupun di botol susunya sehingga menimbulkan bau tak sedap, demikian pula perlengkapan makan dan minum sang bayi yang tidak dicuci bersih. Minimnya kebiasaan orang tua mencuci tangan sang bayi sebelum makanpun dapat menjadi faktor resiko terjangkitnya rotavirus.

Selain itu, kotoran sang bayi yang tidak segera dibersihkan atau dibuang akan berpotensi menjadi sarang virus. Kotoran (tinja) yang mengering dan kemudian menyebar melalui udara turut menjadi penyebab penyebaran rotavirus. Penyebaran jenis ini disebut fecal-oral. Karena itu, kotoran sang bayi seyogyanya segera dibersihkan dan tidak dibiarkan mongering karena akan berpotensi menularkan virusnya pada anak-anak lain disekitarnya. Rotavirus yang rata-rata bisa hidup di luar tubuh manusia berminggu-minggu bisa juga menular melalui perantara makanan dan/atau minuman yang sudah tercemar virus. Rotavirus bisa hidup didalam air dan diatas permukaan tanah.

Virus menular melalui feses dari orang yang terinfeksi baik sebelum maupun sesudah mereka menunjukkan gejala penyakit. Anak-anak dapat terinfeksi ketika mereka memasukkan jari mereka ke mulut setelah menyentuh sesuatu yang telah terkontaminasi virus. Biasanya hal ini terjadi ketika anak-anak tidak mencuci tangan mereka, khususnya pada saat sebelum makan dan sesudah menggunakan toilet. Orang yang bekerja dengan anak-anak seperti di pusat pelayanan kesehatan dan penitipan anak dapat menyebarkan virus khususnya ketika mereka tidak mencuci tangan setelah mengganti popok (www.sehatgroup.web.id).

Bila anak-anak terserang diare, maka besar kemungkinan anak-anak kekurangan cairan dalam tubuh sehingga bisa mengalami dehidrasi. Anak-anak yang mengalami dehidrasi, gejalanya seperti anak jadi rewel akibat kehausan, anak sering minta minum, kadang memuntahkan kembali air yang diminum, mata terlihat cekung, kulit perut ketika dicubit tidak kenyal. Sedangkan bila anak-anak berada pada kondisi dehidrasi berat, tanda-tandanya adalah kesadaran anakmenurun, kaki tangan terasa dingin disertai dengan kejang.

Intervensi terhadap anak yang mengalami dehidrasi berupa pemberian cairan oralit. Selain oralit bisa pula berupa cairan pengganti oralit seperti air putih yang ditambahkan garam seujung sendok, atau air tajin atau sedikit minuman isotonik. Kadang sang bayi masih sering muntah ketika diberikan cairan oralit atau pengganti oralit, karena itu harus menunggu selang waktu sekitar 5 – 10 menit hingga anak terlihat tenang. Untuk menambah nutrisi akibat diare dan muntah, sang bayi tetap harus diberikan susu dengan takaran yang cukup.

Bagi anak yang kebiasaan minum melalui dot atau gelas, dalam tahap pemberian oralit atau cairan pengganti oralit digunakan dengan sendok agar lebih efektif. Hal ini didasari pertimbangan bahwa lambung yang mendadak diisi cairan secara penuh tidak mampu menyerap cairan dalam jumlah banyak. Jika lambung mendadak diisi penuh, maka sang bayi bisa saja memuntahkan kembali atau keluar cairan oralit melalui diarenya.

Sebagai langkah terakhir, bila dirasa darurat, maka perlu segera periksakan ke dokter untuk mengetahui kondisi kesehatan sang bayi agar segera mendapat pertolongan medis. Masa penyembuhan diare rotavirus ini bisa terjadi antara seminggu hingga 10 hari. Meski demikian, jika penanganannya terlambat akan terjadi hal yang fatal, terutama jika cairan dan elektrolitnya tidak segera diganti.

Vaksin rotavirus untuk saat ini belum banyak digunakan di Indonesia, hal ini mungkin disebabkan karena faktor harganya yang relatif masih mahal sekitar Rp 300 ribu-Rp 500 ribu satu kali vaksin. Saat ini hampir semua negara Eropa, Amerika, Cina, India, Bangladesh, dan Filipina sudah menggunakan vaksin rotavirus. Bahkan di negara Filipina dan Amerika mewajibkan pada bayi vaksinasi rotavirus yang diberikan 2-3 kali pada bayi usia 6-8 minggu.

Menurut Prof Yati, FK UGM saat ini bekerja sama dengan Melbourne University dan PT Biofarma, berusaha memproduksi vaksin tersebut sehingga diharapkan harganya tidak terlalu mahal.Apabila disetujui Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan), maka sudah disiapkan delapan rumah sakit (enam rumah sakit pendidikan, RSUD Kodya Yogyakarta dan RSUD Purworejo) untuk post marketing surveillens vaksin rotavirus. Vaksin ini diharap bisa mengurangi diare akibat rotavirus.
Pengalaman Amerika Serikat

Pada Maret 2010, di Amerika Serikat melalui instansi pemegang otoritas bernama Badan Obat dan Makanan Amerika (FDA) pernah menarik vaksin rotavirus dari peredaran, namun akhirnya dinyatakan aman dan boleh dipakai kembali. Ketika itu FDA meminta dokter menghentikan sementara pemberian vaksin oral tersebut karena diduga terkontaminasi virus yang tidak berbahaya dari babi.

Kemudian, FDA mengidentifikasi sumber kontaminasi dan menyelidiki efek samping yang mungkin timbul. Meski selama ini virus dari babi, disebut juga procine circovirus 1 (PCV1) itu tidak terbukti menyebabkan penyakit pada manusia. Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh FDA Jumat (14/5), disebutkan berdasarkan evaluasi dan hasil riset laboratorium produsen vaksin Rotarix dan laboratorium FDA, ditambah tinjauan dari para ilmuwan dan pakar kesehatan, vaksin rotavirus dinyatakan aman dan boleh dilanjutkan pemakaiannya (Kompas.com).

FDA menyatakan pemberlakuan kembali vaksin rotavirus setelah melakukan penyelidikan atas catatan uji klinis terhadap lebih dari 10 ribu pasien serta berdasarkan testimony dari ribuan orang penerima vaksin. Akhirnya FDA mengambil kesimpulan bahwa tidak ada bukti bahwa PCV1 atau PCV2 menimbulkan bahaya pada manusia ataupun menyebabkan infeksi atau penyakit. Dan para dokter di Amerika Serikatpun diperbolehkan memberikan vaksin pada pasiennya.

Dari aspek pencegahan, sekarang The American Academy of Pediatrics (AAP) telah merekomendasikan vaksinasi rotavirus dalam daftar imunisasi rutin yang diberikan pada semua bayi di Amerika. Vaksin RotaTeq terbukti dapat mencegah hingga kira-kira 75 persen kasus infeksi rotavirus dan 98 persen adalah kasus yang berat. Vaksin lain yakni Rotarix, juga tersedia dan efektif untuk mencegah infeksi rotavirus.
..............................


Keterangan mengenai penulis :
Beliau adalah Seorang pendidik, peneliti, pengajar dan sekaligus ibu dari tiga anak. Saat ini diberi amanah sebagai Ketua Jurusan/Program Studi Kesehatan Masyarakat, FKM Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar. Diluar kampus, tercatat sebagai Pengurus Nahdatul Ulama, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sul-Sel dan pendiri Center for Policy Analysis (CEPSIS) Makassar.

Catatan inipun bisa anda akses di :
http://kesehatan.kompasiana.com/group/medis/2010/08/13/terapi-diare-dengan-vaksin-rotavirus/

0 komentar:

Posting Komentar


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer