Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa Ka’bah dibangun (direnovasi) setidaknya 12 kali sepanjang sejarah. Riwayat-riwayat tersebut ada yang bias dipercaya, tapi ada juga yang meragukan. Diantara nama-nama yang patut dipercaya membangun dan merenovasi kembali Ka’bah ialah : para Malaikat, Nabi Ibrahim As. Nabi Syits ibn Adam As., Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail As., Al-Amaliqah, Jurhum, Qushai ibn Kilab, Quraisy, Abdullah ibn Zubair ra. (tahun 65 H), Hujaj ibn Yusuf (tahun 74 H), Sultan Murad al-Utsmani (tahun 1040 H) dan Raja Fadh ibn Abdul Aziz (tahun 1417 H).
Bagaimana kondisi Ka’bah dari masa Adam as. Sampai dibangunnya kembali oleh Ibrahim as. Diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar ra., nahwasanya ketika menurunkan Adam dari surga, Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku menurunkanmu bersama dengan sebuah rumah atau tempat yang disekelilingnya digunakan thawaf sebagaimana halnya Arsy-Ku, disekitarnya dijadikan tempat shalat sebagaimana juga halnya ‘Arsy-Ku”. Ketika ada badai topan, ia diangkat. Para nabi mengerjakan haji, tetapi mereka tidak mengetahui tempatnya. Lalu diberikannya rumah itu kepada Ibrahim dan ia membangunnya di atas bumi dari 5 buah gunung : , Hira, Tsabir, Labanan, Thur dan Khair. Maka dari itu manfaatkanlah semampumu.
Proses kembali pembangunan Ka’bah oleh Ibrahim dari batu-batuan kelima gunung tersebut, tidak lain suatu mu’jizat dari Allah Swt.. Oleh karena itu, usaha memahami dan membuktikannya secara rasional seperti yang dilakukan beberapa sejarawan, merupakan pekerjaan yang sia-sia belaka.
Selain itu, untuk menegaskan keberadaan Rumah (Ka’bah) sebelum dibangun oleh Ibrahim dan anaknya Ismail, Imam Bukhari meriwayatkannya dari Ibnu Abas ra., bahwasanya suatu saat Ibrahim berjalan hingga sampai disuatu lembah dimana ia tidak melihat Ka’bah disitu. Padahal wajahnya dihadapkannya ke arahnya. Lalu sambil mengangkat tangannya, ia berdo’a untuk anakny keturunannya.
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau ( Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia enderung kepada mereka, dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.’’ QS. Ibrahim, 14:37
Perlu diketahui bahwa Ibrahim berdo’a demikian itu setelah ia meninggalkan Ismail dan Ibunya di lembah tersebut. Ketika wajahnya menghadap ke Ka’bah dan ketika berdo’a (di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati), hal demikian menunjukkan keberadaan Ka’bah sebelum Ibrahim, hanya waktu itu telah dihancurkan dan yang tersisa hanya pondasinya saja. Diatas pondasi itulah, Ibrahim dan anaknya Ismail membangun kembali Ka’bah hingga seperti sekarang ini.
Sumber : Sejarah Mekah, Dr. Muhammad Ilyas Abdul Ghani, Penerbit Al-Rasheed Printer
0 komentar:
Posting Komentar