Kebun Renungan

Kebun Renungan
Pola hidup dan pola pikir kita sekarang, akan sangat menentukan keadaan kita di masa datang. Harta, keangkuhan, keegoisan dan kesombongan, bila tak pandai mengelolanya hanya akan semakin merendahkan diri kita sendiri , Mari kita memanfaatkan waktu seefisien mungkin untuk kebaikan, jangan sampai kita menyadarinya di batas kemampuan. Sebuah renungan dari seorang sahaba. (Baca)

Sejarah Mekah

Sejarah Mekah
Ka'bah, Masjidil Haram, Mekkah Al-Mukarromah

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Ngobrol sama Ustadz Kampung
SHALAT KHUSYU, adalah suatu keadan yang setiap kita mendambakannya. Bisakah kita shalat khusyu? Ataukah hanya milik para Nabi atau 'alim ulama saja? Bagaimana caranya? Mungkin catatan ini bisa dijadikan bahan renungan. (Baca)

Buku Tamu

Belajar Menikmati Hidup

Terkadang kita dihadapkan pada perasaan, kesel, jengkel, rasa ga suka, benci, dendam dan segaala yang membuat hati dan pikiran jadi capek, kita ingin lepas dari perasaan itu, tapi sulit rasanya. Bagaimana kita bisa menikmati hidup jika perasaan itu masih ada ? ...Read more...

Sahabat Setia

Selamat datang di Rumah Sahaja, terimakasih atas kunjungan silaturahimnya

Ramah Sikap Orang Terhormat dan Mulia

Rabu, 03 Juni 2009

oleh : KH. Abdullah Gymnastiar

Setiap mendengar pribadi seorang Nabi, Rasul, para Ulama atau orang bijaksana lainnya, sudah pasti yang terbayang adalah pribadi-pribadi yang berakhlak mulia, dan salah satu dari akhlak mulia itu adalah terpancarnya keramahan, baik dari sikapnya, tutur katanya yang santun, wajahnya yang jernih, serta sikap yang arif dan bijak. Siapapun yang bergaul akrab dengan mereka, akan merasakan suasana aman dan menyenangkan, bahkan ketika berpisahpun akan menimbulkan kerinduan untuk berjumpa kembali dengannya.

Jika kita mendengar kata para penjahat, orang durhaka, manusia biadab, niscaya yang terbayang adalah wajah yang bengis dengan sorot mata tajam dan dingin, bibir tanpa senyum. Kalaupun tersenyum hanyalah senyum kesinisan semata. Kata-kata yang keluarpun bisa jadi kata-kata yang ketus, kotor, kasar dan tentu penuh kesombongan serta prilaku yang menyakitkan. Bagi orang baik-baik tentu tak terbayang sedikitpun ingin akrab dengan mereka, karena rasa-rasanya tak akan pernah merasa aman dan bahagia bergaul dengan mereka



Pertanyaannya adalah ?
Seperti apakah kira-kira penampilan sehari-hari diri kita. Seperti contoh yang mana ? Yang pertama atau yang kedua ?
Syukurlah …..jika kita bisa jujur menilai diri sendiri, tapi kalau belum sanggup melakukannya, tanyakanlah kepada orang-orang terhebat yang mengetahui perilaku kita sehari-hari.
Hal ini penting sekali agar kita tak terkecoh oleh penilaian diri sendiri yang merasa hebat dan mulia namun ternyata dalam pandangan orang lain sangat rendah dan menyebalkan.
Semakin jujur terhadap diri, maka semakin berpeluang menjadi terhormat dan mulia. Akankah hidup yang hanya sekali-kalinya ini akan berakhir menjadi manusia yang tidak disukai bahkan disyukuri kematiannya, karena orang lain terbebas dari kejelekan kita ?
Naudzubillah…..!!!

Kita tidak punya pilihan lain, kecuali memilih bergabung dengan orang-orang mulia dan terhormat, walaupun harta, gelar pangkat kita tidak setinggi orang lain.
Karena kemuliaan manusia yang sesungguhnya tergantung dari akhlaknya dan salah satu kunci kemuliaan akhlak adalah menjadi pribadi yang ramah.

Ramah Ituh Indah
Secantik apapun atau setampan apapun seseorang, jika ia termasuk orang yang judes, ketus, pemarah, pasti akan hilanglah segala keindahan fisiknya. Bahkan bias jadi yang tampak adalah kebalikannya, wajah yang tidak sedap dipandang, sikap yang menyebalkan dan tentu saja orang enggan berakrab-akrab dengannya. Adapun sebaliknya, kita sering berjumpa dengan orang yang penampilan luarnya biasa-biasa saja namun tampak bersahaja, dan tampak begitu manis serta menyejukkan. Kita yang bergaul dengannyapun akan merasa nyaman dalam memandang dan mendengarkannya.



Tahukah anda siapa orang tersebut ?
Tak salah lagi dialah “ si ramah “ sosok pribadi yang tampil dengan segala keramahannya dan bersikap santun kepada siapapun. Ia tak memerlukan make up yang tebal, jas yang keren atau atribut-atribut mahal untuk menutupi kekurangannya, karena keindahan hakiki itu tidak terletak pada topeng yang kita kenakan, sebagus apapun aksesoris tubuh kita, melainkan terdapat pada isinya, pada hati kita yang bersih. Itulah keindahan hakiki. Persis seperti kalimat dalam sebuah iklan, “ Buat apa beli botolnya, ini biangnya !”

Tetapi tentu saja kita yang biasa-biasa saja, baik penampilan maupun harta dan pangkat tidak perlu merasa pesimis dan kecewa. Sebab, kita masih bias menampilkan keindahan yang mengesankan buat siapapun, kuncinya adalah dengan menjadi orang yang selalu tampil ramah, sopan dan tulus.

Ramah Itu Menyenangkan
Percaya atau tidak, anda akan sangat terkaget-kaget, ternyata biang kesusahan itu bukan terletak semata-mata pada masalah yang sedang dihadapi, melainkan terletak pada sikap kita dalam menghadapi masalah tersebut.

Orang yang emosional, sebenarnya tidak sedang menyelesaikan masalah dengan baik, melainkan sedang mempersulit diri. Terkadang banyak masalah yang sepele dan sederhana menjadi rumit dan sangat merugikan. Tentu semua itu terjadi disebabkan oleh pribadi yang jauh dari kebeningan hati, dan akibatnya sudah jelas, suasana batin akan selalu lelah, tegang, jauh dari ketenangan dan kebahagiaan. Kondisi seperti ini jelas akan berpengaruh kepada perilakunya, sebab reaksi apapun yang kita tampilkan akan jauh berbeda dengan suasana hati.

Untuk itu, cobalah hadapi hidup ini dengan penuh semangat, pasang wajah yang cerah dan jernih, senyumlah dengan wajar dan tulus, temuilah orang lain dengan sikap yang sopan dan santun, dan sapalah dengan ramah dan penuh penghormatan, niscaya anda akan kaget …! Ternyata beban yang menghimpit hati ini kan terasa jauh lebih ringan dan lega. Semangat untuk menghadapi persoalanpun akan berlipatganda, apalagi ketika orang lainpun membalas keramahan kita, tentu semua itu akan menjadi tambahan energi dalam menghadapi aneka persoalan rumit yang menghadang, tak hanya bagi orang lain yang melihatnya, tapi terutama sekali bagi diri kita. Bukankah kita menginginkan hidup ini menyenangkan dan bahagia …?

Marilah kita mulai dari sikap paling murah dan paling ringan tapi paling cepat dirasakan hasilnya, hidup menjadi orang yang ramah dan santun kepada siapapun.


Dari : Mimbar Jum’at Dewan Mubaligh Indonesia edisi 355/Th.2009

4 komentar:

  1. Siiip lah! Sayang msh da postingan yg beda tipe textnya. Edit lg ja. Tinggal diblok n pilih Font.
    Trus profil jg misah blog, satuin ja dlm label profil.
    Eh, masukin banner SC Community!!!

    BalasHapus
  2. Haturnuhun sobat .... masukannana diantos deui

    BalasHapus
  3. ya sebenarnya banyak hal yang sederhana yang keecil yang bisa kita lakukan , dan besar manfaatnya . Masaalahnya kita kurang yakin terhadap hal hal yang kecil, padahal hal yang kecil kalau dikumplkan jadi besar , dan banyak juga orang membutuhkan yang kecil dari orang lain.. untuk menjadi besar . ...Marilah kita mulai dari yang kecil untuk menjadi besar

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah, setuju kang, siap mulai dari hal yang kecil

    BalasHapus


TEH PANAS ternyata dapat memicu 'Kanker Kerongkongan'. Apakah anda salah satu penikmat teh panas? Catatan ini perlu untuk di simak. (Baca)

Ngobrol sama Ustadz Kampung

Cerita Keluarga Sahaja

Entri Populer